AIMAS, iNewsSorong.id – Sejarah baru tercipta di Papua Barat Daya. Untuk pertama kalinya, operasi jantung terbuka jenis Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) atau pintas arteri koroner, berhasil dilakukan di tanah Papua. Operasi ini dilangsungkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. John Piet Wanane, Aimas, Kabupaten Sorong, pada Jumat (10/10/2024), dan menjadi momentum penting bagi pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.
Operasi jantung terbuka jenis Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) atau pintas arteri koroner, berhasil dilakukan di tanah Papua. Operasi ini dilangsungkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. John Piet Wanane, Aimas, Kabupaten Sorong. (FOTO : iNews)
Operasi jantung ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Kesehatan RI dan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta. Dengan menggunakan teknologi canggih seperti heart-lung machine, operasi ini menawarkan harapan baru bagi pasien penyakit jantung di Papua, yang sebelumnya harus dirujuk ke kota besar seperti Makassar atau Jakarta untuk mendapatkan perawatan serupa.
Pj Gubernur Papua Barat Daya Mohammad Musa'ad. (FOTO: iNewsSorong.id).
Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Dr. Drs. Mohammad Musa’ad, M.Si, yang hadir menyaksikan langsung pelaksanaan operasi tersebut, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian ini.
"Ini adalah operasi jantung terbuka pertama di tanah Papua, suatu terobosan luar biasa. Dengan keberhasilan ini, diharapkan Sorong dapat menjadi pusat layanan penyakit jantung, tidak hanya untuk wilayah Sorong Raya, tapi juga seluruh Papua Barat dan sekitarnya," ujarnya.
Operasi jantung terbuka jenis Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) atau pintas arteri koroner, berhasil dilakukan di tanah Papua. Operasi ini dilangsungkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. John Piet Wanane, Aimas, Kabupaten Sorong. (FOTO : iNews)
Dalam pernyataannya, Musa’ad menekankan pentingnya kesinambungan layanan kesehatan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa penyakit jantung memiliki prevalensi tinggi di Indonesia, termasuk di Papua.
"Dengan adanya layanan ini, masyarakat Papua tidak perlu lagi menempuh jarak yang jauh ke Makassar atau Jakarta untuk mendapatkan penanganan jantung. Ini tentunya sangat meringankan beban, baik dari segi biaya maupun akomodasi," jelasnya.
Operasi jantung terbuka jenis Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) atau pintas arteri koroner, berhasil dilakukan di tanah Papua. Operasi ini dilangsungkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. John Piet Wanane, Aimas, Kabupaten Sorong. (FOTO : iNews)
Keberhasilan operasi jantung ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah terpencil, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo. Menurut Musa’ad, pengembangan fasilitas kesehatan di daerah pinggiran seperti Papua adalah bukti nyata dari komitmen pemerintah pusat untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk yang berada di daerah terluar.
Operasi jantung terbuka jenis Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) atau pintas arteri koroner, berhasil dilakukan di tanah Papua. Operasi ini dilangsungkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. John Piet Wanane, Aimas, Kabupaten Sorong. (FOTO : iNews)
Untuk mendukung layanan ini, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya telah mengalokasikan dana sekitar Rp11 miliar pada tahun 2024 untuk pengadaan peralatan medis. Pada tahun 2025, pemerintah berencana menambah anggaran untuk memenuhi kebutuhan fasilitas, termasuk pengembangan ruang ICU dan peralatan penunjang lainnya. Selain RSUD Dr. John Piet Wanane, RS Sele be Solu juga diproyeksikan menjadi pusat penanganan penyakit jantung dan penyakit berat lainnya, seperti kanker dan ginjal.
Operasi jantung terbuka jenis Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) atau pintas arteri koroner, berhasil dilakukan di tanah Papua. Operasi ini dilangsungkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. John Piet Wanane, Aimas, Kabupaten Sorong. (FOTO : iNews)
Proses yang Panjang dan Kolaborasi Nasional
Dr. dr. Dudi Arman Hanafi, Sp.BTKV, Spesialis Bedah Thorax, Cardiac, dan Vascular dari RS Jantung Harapan Kita yang memimpin operasi ini, menjelaskan bahwa persiapan untuk operasi jantung di Papua tidak terjadi dalam semalam. “Ini merupakan hasil kerjasama dan persiapan yang dilakukan selama dua tahun,” ungkapnya. Dr. Dudi menambahkan, tujuan dari Kementerian Kesehatan dan pemerintah Indonesia adalah memastikan masyarakat Papua bisa mendapatkan pelayanan kesehatan berkualitas tanpa harus pergi ke luar daerah, yang selama ini memerlukan biaya besar.
Dr. dr. Dudi Arman Hanafi, Sp.BTKV, Spesialis Bedah Thorax, Cardiac, dan Vascular dari RS Jantung Harapan Kita. (FOTO: iNewsSorong.id).
Operasi pertama ini berjalan dengan baik, dengan satu pasien menjadi yang pertama menerima prosedur bypass arteri koroner. Keberhasilan operasi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk melakukan lebih banyak prosedur serupa di masa mendatang.
Harapan Baru Bagi Kesehatan Jantung di Papua
Dengan fasilitas dan tenaga medis yang semakin mumpuni, RSUD Dr. JohnnPiet Wanane kini memiliki potensi besar untuk menjadi pusat rujukan penyakit jantung di tanah Papua. Selain melayani warga Sorong Raya, rumah sakit ini juga diharapkan dapat melayani pasien dari wilayah-wilayah lain di Papua Barat, seperti Fak-Fak, Bintuni, dan Manokwari.
Pj Gubernur Papua Barat Daya Mohammad Musa'ad. (FOTO: iNewsSorong.id)
Keberhasilan operasi ini juga menginspirasi harapan baru bagi penanganan penyakit-penyakit serius lainnya di Papua, seperti kanker dan ginjal. "Pelayanan kesehatan harus terus didekatkan kepada masyarakat, dan operasi jantung pertama ini adalah bukti nyata bahwa Papua tidak lagi dipinggirkan dalam hal akses pelayanan kesehatan," tutup Musa’ad.
Operasi jantung terbuka jenis Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) atau pintas arteri koroner, berhasil dilakukan di tanah Papua. Operasi ini dilangsungkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. John Piet Wanane, Aimas, Kabupaten Sorong. (FOTO : iNews)
Dengan keberhasilan operasi ini, Papua Barat Daya tidak hanya menorehkan sejarah baru, tetapi juga membuka babak baru dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat Papua yang lebih luas.
Editor : Chanry Suripatty