get app
inews
Aa Text
Read Next : Buka Seleksi CPNS Pemprov Papua Barat Daya, Pj Gubernur: Tanamkan Rasa Percaya Diri

Smelter Nikel segera Dibangun di KEK Sorong, China Investasi Rp75 Triliun

Minggu, 17 Maret 2024 | 05:35 WIB
header img
Staf ahli Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan George Yarangga, menyerahkan Berita Acara komitmen persiapan Groundbreaking pembangunan smelter nikel di KEK Sorong kepada pihak investor asal China Mr Ru Guo Sheng. (Foto : iNewsSorongRaya.id)

 

SORONG, iNewsSorongRaya.id – Rencana Pembangunan pengolahan dan pemurnian atau smelter nikel pertama di tanah Papua tepatnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kabupaten Sorong dalam waktu tak lama lagi segera terealisasi. Investor asal China akan menanam Investasi sebesar Rp 75 triliun.

PT Sheng Wei New Energy Technology selaku investor asal China bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, Pemerintah Kabupaten Sorong serta Instansi teknis terkait menggelar Rapat Kooordinasi (Rakor) terbatas di salah satu hotel berbintang di Kota Sorong, Sabtu (16/3/2024).


Rakor terbatas persiapan Groundbreaking pembangunan smelter nikel antara pihak Investor asal China dan Pemprov Papua Barat Daya, Pemkab Sorong serta instansi teknis terkait di Kota Sorong, Sabtu (16/3/2024). (Foto :iNewsSorongRaya.id)

 

Rakor terbatas dihadiri Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat Daya yang diwakili staf ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan George Yarangga, Pelaksana Tugas Bupati Sorong, Cliff Japsenang, Direktur Utama PT Sino Consultant Investment Indonesia Adriana Imelda Daat, serta Direktur Utama PT Sheng Wei New Energy Technology, Mr Ru Guo Sheng dan pihak BUMD PT Malamoi Olom Wobok.

Rakor terbatas digelar guna percepat proses Groundbreaking pembangunan pabrik smelter nikel di kawasn KEK Kabupaten Sorong.

Dan juga dalam Rakor tersebut diperlukan adanya suatu kajian, baik selain kesiapan lahan yang akan dibutuhkan maupun sarana penunjang lainnya.


Staf ahli Gubernur PBD Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan George Yarangga saat menandatagani berita acara persiapan Groundbreaking pembangunan pabrik smelter nikel. (Foto : iNewsSorongRaya.id)

 

Seperti ketersediaan pasokan listrik, debit air, pengolahan sampah dan lain sebagainya yang berkenaan dengan limbah-limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Maupun  terkait dengan masalah penanganan AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) harus diperhatikan secara seksama.

Dimana areal yang dibutuhkan oleh pihak investor dalam pembangunan pabrik smeleter nikel di kawasan tersebut membutuhkan lahan seluas 1000 hektar dari 500 hektar lebih ketersedian lahan yang sudah siap di kawasan KEK Sorong, serta sejumlah fasilitas penunjang lainnya.

Rencananya di kawasan KEK Sorong akan dibangun dua pabrik besar yakni pabrik smelter nikel serta pabrik baja. Dimana pihak investor asal China PT Sheng Wei New Energy Technology dan satu perusahaan asal China lainnya akan menanamkan investasi sebesar Rp 75 triliun.


Pihak investor asal China saat meninjau ketersedian sarana prasarana pembangunan pabrik smelter nikel di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)Sorong. (Foto ;iNewsSorong Raya.id)

 

Kehadiran pabrik Smelter di KEK Sorong diharapkan mampu meningkatkan perekonomian di Provinsi Papua Barat Daya serta membuka ribuan lapangan pekerjaan bagi masyarakat khususnya Orang Asli Papua (OAP).

Pj Gubernur Papua Barat Daya melalui staf ahli Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan, George Yarangga mengatakan pihak Pemerintah mendukung penuh rencana pembangunan Smelter Nikel di Kawasan Ekonomi Khusus Kabupaten Sorong.

" Pak Penjabat Gubernur Papua Barat Daya sudah berkomitmen dan intervensi Pemprov ini untuk bisa bersinergi bersama Pemkab Sorong dan berharap KEK Sorong pada tahun ini bisa berjalan,"ungkap George Yarangga.


Rakor terbatas persiapan Groundbreaking pembangunan smelter nikel di KEK Sorong. (Foto : iNewsSorong Raya.id)

 

Selain itu menurut George keberadaan pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dalam Rakor terbatas ini juga diharapkan dapat menyelesaikan setiap hambatan-hambatan yang ada dalam proses investasi tersebut.

“Diharapkan dengan pertemuan ini, ada tindak lanjutnya ada titik terang. Masalah-masalah dimana yang mungkin ada kendala-kendala dalam tahapan investasi ini harus kita ketemu dan bisa di selesaikan dengan intervensi Pemerintah agar proses percepatan investasi ground breaking pabrik smelter ini dapat berjakan dengan baik,”ujar George.

Direktur Utama PT Sino Consultant Investmen Indonesia, Adriana Imelda Daat mengatakan dalam Rakor terbatas bersama pihak Pemerintah lebih kepada persiapan Groundbreaking pembangunan smelter nikel dan pabrik baja.

“ Rakor kali ini lebih kepada persiapan Groundbreaking smelter dan pabrik baja,”ujar Adriana.

Menurut Adriana selaku perusahaan konsultan pihaknya telah mendatangkan investor sejak tahun 2023 lalu. Dan kedatangan pihak investor kali ini lebih kepada melihat kondisi terkini ketersediaan bahan baku serta fasilitas penunjang lainya.


Direktur PT Sino Consultant Investmen Indonesia, Mrs Adriana Imelda Daat saat memberikan keterangan pers kepada wartawan. (Foto (iNewsSorongRaya.id)

 

“Kalau untuk mendatangkan investor sendiri, kami selaku fasilitator sudah sejak tahun lalu. Hanya kali ini mereka datang dengan kondisi siap berinvestasi sekaligus melihat kondisi ketersedian bahan baku, kemudian fasilitas sarana prasarana infrastruktur. Dan hari ini mereka datang dengan tim yang lebih lengkap, karena mereka sudah siap untuk berinvestasi disini. ”ujar Adriana.

Dari hasil peninjauan di Kawasan KEK Sorong lanjut Adriana pihak investor telah memastikan kawasan tersebut layak untuk mereka berinvestasi di Kawasan tersebut.

“ Setelah melakukan peninjauan, mereka (Investor) sudah memastikan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus kabupaten Sorong sangat layak untuk mereka melakukan investasi disini,”ungkap Adriana yang juga mantan Ketua HIPMI Papua Barat tersebut.

Lebih lanjut menurut Adriana untuk kebutuhan tenaga kerja pada dua pabrik yang akan di bangun di Kawasan KEK Sorong membutuhkan tenaga kerja (Naker) sebanyak 3000 orang yang akan diterima secara bertahap. Dimana menurut Adriana diharapkan naker yang dilibatkan paling banyak adalah putra daerah atau orang asli papua.

“ Diperkirakan untuk tahap awal (kebutuhan tenaga kerja) membutuhkan sebanyak 3000 naker, namun dilakukan secara bertahap. Dan kami berharap naker putra daerah (OAP) bisa lebih banyak dilibatkan,”ujarnya.

Dengan demikian Adriana berharap para naker yang telah mengetahui adanya informasi Pembangunan Smelter Nikel dan Pabrik baja ini dapat menyiapkan diri dari awal.

“Maka itu kami berharap dari sekarang, Ketika mereka (naker) mendengar bahwa akan dibangun smelter dan pabrik baja, maka masing-masing dapat mempersiapkan diri. Sehingga waktunya tiba mereka juga siap untuk bersaing,”tegas Adriana.

Sementara itu, Investor asal China yang juga merupakan Direktur PT Sheng Wei New Energy Technology  Mr Ru Guo Sheng mengaku sangat bahagia atas sambutan hangat Pemerintah Indonesia bagi pihaknya yang akan berinvestasi di Kawasan KEK Sorong.

Dengan mengusung program Green Economic Mr Ru berharap seluruh proses investasi bersama Pemerintah Indonesia dalam hal ini Pemprov Papua Barat Daya dan Pemerintah Kabupaten Sorong dapat berjalan sesuai rencana.

Sebagai pihak investor lanjut Mr Ru Guo Sheng menegaskan pihaknya telah berkomitmen menyiapkan seluruh persyaratan untuk melakukan investasi di tanah Papua, khusunya di Kabuapten Sorong.

Usai Rakor terbatas selanjutnya dilaksanakan penandatanganan Berita Acara komitmen antara pihak investor dan Pemerintah dalam rangka persiapan Groundbreaking pembangunan smelter dan pabrik baja di Kawasan Ekonomi Khusus yang rencananya akan dimulai pada awal bulan Juni 2024.

Sebelum digelar rapat koordinasi terbatas, sehari sebelumnya, pada Jumat, 15/3/2024) pihak investor meninjau Kawasan KEK Sorong untuk melihat dari dekat kesiapan infrastruktur yang akan digunakan sebagai fasilitas pendukung pembangunan pabrik smelter dan pabrik baja.

Sejumlah titik yang di kunjungi diantaranya lokasi pelabuhan K E K Sorong, Kawasan PLTG Kabupaten Sorong dan pelabuhan laut milik PT Petro Sea Sorong yang rencananya akan digunakan sebagai fasilitas pendukung sementara dalam pembangunan pabrik smelter dan pabrik baja dengan nilai investasi Triliunan rupiah.

Editor : Sayied Syech Boften

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut