Mahfud sebelumnya mengatakan bahwa data yang disebarkan oleh hacker Bjorka bukanlah data rahasia, dan belum ada hal yang membahayakan.
Namun pembentukan timsus ini, kata Mahfud, tetap harus dilakukan untuk meminimalisir adanya kebocoran data yang sifatnya rahasia.
"Ya, untuk melindungi data yang sifatnya rahasia negara. Mumpung sekarang belum ada yang bisa dibobol. Kalau yang dari Bjorka sekarang itu kan bukan rahasia, itu bisa diambil dimanapun. Data pribadi tentang saya misalnya, di Youtube ada, di Google ada, di buku-buku saya juga ada," ungkapnya.
Mahfud juga menjelaskan motif di balik aksi peretasan yang dilakukan Bjorka ini hanya berkaitan dengan motif ekonomi hingga jual beli.
"Motifnya kan ternyata juga gado-gado. Ada yang motif politik, motif ekonomi, motif jual beli dan sebagainya," ucap Mahfud MD.
"Sehingga juga ya motif-motif kayak gitu itu sebenarnya tidak ada yang terlalu membahayakan," katanya.
Sosok asli hacker Bjorka terbongkar. Foto : Istimewa
Sebelumnya, hacker bernama Bjorka menyerang sejumlah situs pemerintahan dengan menjual data hasil pembobolan sejumlah situs pemerintah di internet.
Salah satu data yang diklaim bobol adalah surat dari BIN ke Presiden Jokowi. Bjorka menyebut dokumen-dokumen tersebut rahasia dari tahun 2019 hingga 2021.
"Berisi transaksi surat tahun 2019-2021 serta dokumen yang dikirimkan kepada Presiden termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara yang diberi label rahasia," ucap Bjorka di situs situsbreached.to, Jumat (9/9/2022).
Editor : Hikmatul Uyun