Freeport All Out Selamatkan 7 Karyawan Terjebak Wet Muck di Tambang GBC Papua Tengah

NATHAN MAKING
Presiden Direktur PTFI, Karel Luntungan dalam keterangan pers kepada media [FOTO : iNews]

 

MIMIKA, iNewssorongraya.idMIMIKA, iNewssorongraya.id – Upaya penyelamatan tujuh karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) yang masih terjebak akibat insiden aliran material basah atau wet muck di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Papua Tengah, terus dikebut. Seluruh sumber daya perusahaan dikerahkan, mulai dari alat berat, drone, hingga teknologi remote control loader, demi membuka akses menuju lokasi pekerja.

Presiden Direktur PTFI, Karel Luntungan menegaskan bahwa fokus utama perusahaan adalah keselamatan tujuh karyawan tersebut.

“Fokus kami adalah untuk penyelamatan dan keselamatan tujuh karyawan tersebut. Seluruh daya upaya, energi, dan sumber daya kami kami fokuskan untuk penyelamatan,” ujarnya dalam keterangan pers resmi yang diterima iNews, Jumat (19/9/2025).

Sejak insiden terjadi, Tim Tanggap Darurat PTFI bekerja siang malam menghadapi tantangan berat berupa material basah aktif yang terus bergerak. Meski demikian, proses penggalian tetap berjalan dengan mengutamakan keselamatan tim penyelamat. Pemulihan akses komunikasi di area terdampak juga menjadi prioritas agar koordinasi berjalan efektif.

Karel menambahkan, PTFI tidak sendirian dalam operasi ini. Inspektur Tambang Kementerian ESDM, MIND ID, Freeport McMoRan, serta pemerintah Provinsi Papua dan Papua Tengah ikut memberikan dukungan. “Koordinasi intensif ini diharapkan mempercepat akses menuju titik keberadaan karyawan,” jelasnya.

Selain teknis penyelamatan, perusahaan juga memberi perhatian kepada keluarga korban. “Kami akan mendatangkan keluarga dari karyawan yang terjebak tersebut ke area kerja untuk dapat bersama-sama dengan kami, melihat langsung, dan mendapatkan informasi terkini,” tambah Karel.

PTFI mengerahkan berbagai teknologi untuk menembus area terdampak. Drone digunakan menjangkau lorong sempit, sementara remote control loader diturunkan guna meminimalisasi risiko bagi tim. Excavator pun dikerahkan membersihkan lumpur dan drainase agar jalur evakuasi terbuka lebih cepat.

Namun tantangan terbesar masih berupa volume material basah yang jauh lebih besar dari perkiraan awal. “Area terdampak itu material yang longsor jumlahnya jauh lebih banyak dari yang kami perkirakan, sehingga memerlukan penanganan ekstra dan waktu yang lebih lama,” ungkap Karel.

Di tengah perjuangan panjang ini, PTFI menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai pihak dan memohon doa dari masyarakat.

“Kami memohon doa dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat agar upaya penyelamatan ini dapat berhasil, karena karyawan adalah aset utama kami,” tutup Karel.

Hal senada disampaikan VP Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati.

“Fokus kami saat ini adalah terus berupaya menyelamatkan tujuh pekerja yang terdampak insiden aliran material basah di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave. Tim penyelamat bekerja tanpa henti untuk membuka akses menuju lokasi keberadaan karyawan, meski terus menerus menghadapi tantangan besar dan risiko keselamatan tinggi,” ujarnya kepada jurnalis iNews, Nathan Making.

Sementara itu, PTFI menghentikan sementara aktivitas tambang pasca-insiden. Keputusan ini diambil demi memusatkan perhatian penuh pada proses evakuasi.

Peristiwa longsor material basah terjadi pada Senin (8/9/2025) sekitar pukul 22.00 WIT. Aliran material dalam jumlah besar masuk ke dalam tambang GBC, menutup akses ke area tertentu dan membatasi rute evakuasi tujuh pekerja. Saat ini, tim Emergency Response Group (ERG) PTFI terus berupaya membuka jalur sekaligus memastikan kebutuhan dasar pekerja yang masih terjebak dapat terpenuhi.

 

Editor : Hanny Wijaya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network