DEKAI, iNewssorongraya.id – Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, dengan tegas membantah tudingan bahwa para guru dan tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di pedalaman Yahukimo adalah mata-mata aparat. Pernyataan ini disampaikan menyusul serangan framing negatif dan fitnah yang dikeluarkan juru bicara OPM, Sebby Sembom, paska Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan penyerangan brutal terhadap para tenaga pendidik dan kesehatan di Kampung Anggruk pada Jumat (21/3/2025) lalu.
Pasca insiden itu, Pemerintah Kabupaten Yahukimo langsung mengambil langkah cepat dengan mengevakuasi para guru dan tenaga kesehatan demi keselamatan mereka. Pada hari pertama evakuasi, Sabtu kemarin, sebanyak 58 orang dipindahkan ke Jayapura. Sementara pada hari kedua, jumlah yang dievakuasi mencapai ratusan orang dan dipindahkan ke ibu kota Dekai.
Bupati Didimus Yahuli menegaskan bahwa seluruh guru dan tenaga kesehatan yang ditempatkan di pedalaman Yahukimo adalah warga sipil yang telah bertugas sejak 2021. Ia juga memastikan bahwa proses rekrutmen tenaga pendidik dan kesehatan dilakukan secara transparan serta memenuhi persyaratan ketat.
“Tudingan dari kelompok tertentu yang menyebut nakes dan guru ini adalah mata-mata, saya pastikan itu tidak benar. Rekrutmen mereka dilakukan secara terbuka dan dengan syarat yang ketat. Jadi sekali lagi, saya tegaskan bahwa mereka bukan mata-mata,” ujarnya dengan tegas.
Bupati Yahuli bahkan menantang pihak-pihak yang menuduh untuk membuktikan klaim mereka. “Kalau benar mereka mata-mata, tolong buktikan kepada saya dari satuan mana mereka berasal dan berapa nomor anggotanya. Jika ada yang bisa membuktikan itu, saya siap mundur dari jabatan bupati. Tapi saya yakin sekali bahwa tuduhan itu tidak benar,” katanya.
Selain memastikan keselamatan tenaga pendidik dan kesehatan, Bupati Yahuli juga meminta aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, untuk segera melakukan pengejaran dan penegakan hukum terhadap KKB yang melakukan aksi teror di Yahukimo.
“Tidak ada ruang dan tempat bagi kelompok mana pun untuk membunuh orang lain. Saya meminta kepada aparat kepolisian dan TNI untuk segera menegakkan hukum agar korban dan keluarganya mendapat keadilan,” tegasnya.
Sementara itu, para korban serangan telah dievakuasi ke Jayapura pada Minggu siang. Dari sembilan korban, satu orang guru dilaporkan meninggal dunia, tiga mengalami luka berat, tiga luka ringan, dan dua lainnya dalam kondisi selamat.
Editor : Hanny Wijaya
Artikel Terkait