Harapan Baru Ketua Ikemal di Tanah Papua: Transparansi dalam Rekonstruksi Ulang Kasus Kesya

FELIX - SOTER
Ketua Umum Ikemal di Tanah Papua, Christian Sohilait didampingi pengacara keluarga Kesya Lestaluhu, saat memberikan keterangan pers kepada wartawan.

 

SORONG, iNewssorongraya.id – Harapan baru bagi keadilan atas kasus pembunuhan tragis Kesya Lestaluhu semakin menguat dengan digelarnya rekonstruksi ulang oleh Penyidik Pomal Lantamal XIV Sorong pada Kamis (27/2/2025) hari ini. Ketua Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) di Tanah Papua, Christian Sohilait, menegaskan pentingnya transparansi dalam proses hukum ini guna memastikan keadilan ditegakkan tanpa intervensi kepentingan apa pun.

Dalam konferensi pers yang digelar di Hotel Rylich Panorama, Sorong, Rabu (26/2/2025), Christian Sohilait yang didampingi pengacara keluarga Almarhum Kesya Lestaluhu menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Menurutnya, rekonstruksi ulang menjadi momentum penting dalam mengungkap fakta baru yang bisa semakin memperjelas kronologi kejadian.

“Kami atas nama Ikatan Keluarga Maluku di Tanah Papua mengutuk keras tindakan keji ini. Ini bukan sekadar pembunuhan, tetapi juga pelanggaran berlapis, termasuk kekerasan gender dan pelecehan seksual. Oleh karena itu, kami ingin memastikan bahwa proses hukum berjalan dengan terang benderang tanpa adanya intervensi kepentingan apa pun,” tegas Christian.

Ia menambahkan bahwa sejak tragedi yang menimpa Kesya pada Januari lalu, pihaknya telah berkali-kali menyuarakan keadilan, baik di Jakarta maupun Jayapura. Ia juga mengapresiasi langkah hukum yang diambil oleh TNI Angkatan Laut dalam menangani kasus ini, tetapi menekankan bahwa prosesnya harus dilakukan secara transparan dan tanpa diskriminasi.

“Kami hanya meminta dua hal: pertama, proses ini harus benar-benar transparan; kedua, tidak ada keberpihakan dalam menangani kasus ini. Kami tidak ingin ada upaya melindungi oknum yang terlibat. Kami percaya bahwa hukum harus berlaku sama bagi siapa pun,” tambahnya.

Christian juga menyerukan kepada masyarakat, khususnya keluarga besar Maluku di Sorong, untuk turut serta dalam mengungkap kebenaran. Dengan minimnya jumlah saksi dalam kasus ini, ia berharap ada pihak yang bersedia memberikan informasi demi kelancaran proses hukum.

“Kami telah mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk tim pengacara yang membantu korban. Jika ada yang memiliki informasi tambahan, kami sangat berharap bisa disampaikan agar kasus ini semakin terang dan keadilan benar-benar ditegakkan,” ujarnya.

Di tengah proses pencarian keadilan ini, Christian juga mengingatkan agar kasus ini tidak dipolitisasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Baginya, yang terpenting adalah menghormati hak korban dan keluarganya agar mereka mendapatkan keadilan yang seharusnya.

“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah menunjukkan empati sejak Januari lalu, termasuk rekan-rekan media dan Senator Papua Barat Daya, Paul Finsen Mayor, yang telah memberi perhatian besar pada kasus ini. Besok, rekonstruksi ulang akan menjadi momen penting dalam mengungkap fakta baru yang dapat mengarah pada titik terang kasus ini,” pungkasnya.

Christian juga meminta keluarga Kesya untuk tetap bersabar dan mengikuti proses hukum yang berlangsung. Ia berharap rekonstruksi ulang ini akan memberikan kejelasan lebih lanjut terkait kejadian sebenarnya.

“Jika ada fakta baru yang muncul, ini bisa menjadi pintu masuk untuk mengembangkan penyelidikan lebih lanjut. Kami juga mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi jika memiliki informasi yang dapat membantu,” tutupnya.

Tragedi pembunuhan yang menewaskan Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) oleh oknum anggota TNI AL, Kelasi Satu Agung Suyono Wahyudi Ponidi (23), sebelumnya menjadi sorotan tajam. Kesya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, tanpa busana, di Pantai Wisata Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya, dengan 27 luka tusukan benda tajam di tubuhnya.

Kejadian ini langsung menggegerkan masyarakat setempat dan mendorong aparat kepolisian bergerak cepat untuk mengungkap pelaku. Dalam waktu kurang dari 24 jam, hasil penyelidikan Satuan Reskrim Polresta Sorong Kota mengarah pada keterlibatan seorang anggota TNI AL.

Dengan semakin dekatnya rekonstruksi ulang, harapan besar keluarga Maluku di Tanah Papua adalah keadilan bagi Kesya Lestaluhu bisa segera terwujud. Keberanian dan transparansi dalam mengungkap kasus ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak agar kejahatan serupa tidak terulang di masa mendatang.

 

Editor : Chanry Suripatty

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network