JAYAPURA, iNewsSorong.id - Tokoh muda Papua, Marinus Mesak Yaung, secara tegas memberikan tanggapan atas serangan fitnah yang dilontarkan kubu pasangan calon BTM-YB terhadap status kepolisian calon Gubernur Papua, Mathius D. Fakhiri (MDF). Serangan tersebut mempertanyakan legalitas pengunduran diri MDF dari Kepolisian Republik Indonesia. Namun, dengan penuh keyakinan, Marinus membantah keras tuduhan itu dan menyatakan bahwa MDF telah mengantongi surat pensiun yang sah.
"Perlu diketahui bahwa Komjen Pol. Mathius D. Fakhiri (MDF) telah menerima persetujuan Kapolri untuk pensiun dini sejak 1 September 2024. Dokumen resmi dari Mabes Polri telah mengukuhkan bahwa beliau telah berhenti dengan penuh hormat sebagai anggota Polri," tegas Marinus.
Menurut Marinus, tuduhan dari kubu BTM-YB yang menyebut adanya ketidakadilan dari KPU Provinsi Papua terhadap pencalonan MDF merupakan serangan tanpa dasar. Marinus mengungkapkan bahwa segala dokumen terkait pensiun dini MDF telah disampaikan dengan lengkap saat pendaftaran di KPU Papua dan dinyatakan sah melalui rapat pleno KPU yang terbuka.
"Tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi, semua syarat pencalonan MDF sudah terpenuhi dan diakui oleh KPU. Justru, yang perlu disorot adalah ketidakadilan yang dialami oleh MDF, di mana KPU malah memberikan kelonggaran kepada kubu BTM-YB dengan menerima berkas perbaikan mereka di luar batas waktu yang diatur oleh undang-undang," jelasnya.
Dalam pernyataannya, Marinus juga menyindir keras kubu BTM-YB. "Kalau mau meludah ke langit, pastikan wajah Anda tidak terkena ludah sendiri," ujarnya menyindir tindakan kubu lawan yang dinilainya penuh dengan kebohongan.
Marinus menambahkan, MDF memilih untuk tidak menggugat KPU meski peluang untuk menang di pengadilan terbuka lebar. "Ini adalah sikap negarawan yang sejati. MDF tidak ingin memperkeruh suasana politik Papua dengan membawa perkara ini ke jalur hukum. Beliau adalah pemimpin yang sabar, penuh toleransi, dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya," tambah Marinus.
Tuduhan yang dilemparkan oleh kubu BTM-YB terhadap status keanggotaan MDF di Polri seolah tidak mempengaruhi sikap tenang dan kebesaran hati MDF. Bahkan, ketika ditolak oleh Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, MDF tetap menunjukkan sikap kasih dengan membantu pendeta dan jemaat gereja tersebut.
"Dalam berbagai penolakan, MDF tidak menunjukkan dendam atau kemarahan. Ia membalas penolakan dengan kasih dan kebaikan, membantu mereka yang bahkan menolak dan memfitnahnya. Ini adalah bukti bahwa MDF adalah pemimpin yang berkarakter dan penuh kasih. Beliau mempraktikkan nilai-nilai Injil yang sejati," ujar Marinus.
MDF, menurut Marinus, adalah sosok pemimpin masa depan Papua yang akan memimpin dengan penuh kasih dan tanpa diskriminasi. Keputusan besar yang diambilnya untuk meninggalkan karier cemerlang di kepolisian demi pengabdian bagi Papua adalah bukti bahwa MDF siap untuk memimpin dan melayani masyarakat dengan setulus hati.
"Papua bersyukur memiliki calon gubernur seperti MDF. Beliau adalah pemimpin yang dibentuk melalui proses penolakan, namun tetap teguh dan siap untuk membawa perubahan bagi Provinsi Papua," pungkas Marinus.
Dengan segala tantangan yang dihadapinya, Mathius D. Fakhiri siap menjemput takdirnya sebagai Gubernur Papua pada periode 2024-2029, dengan harapan rakyat Papua memberikan amanah kepadanya pada Pilkada yang akan datang.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait