AMBON,iNewsSorong.id - Dianggap tak becus dalam penyelesaian rentetan sejumlah konflik di wilayah Maluku, Solidaritas Pemuda Maluku yang terdiri dari Rumah Muda Anti Korupsi (RUMMI), Forum Komunikasi Pemuda dan Mahasiswa Seram Bagian Timur (FKPM SBT), Revolusi Beta Kudeta (RBK) dan Mahasiswa Unpatti secara keseluruhan dengan tegas mendesak Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk segera mencopot Kapolda Maluku, Irjen Pol. Lotharia Latif.
“Kami mendesak agar Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk segera mencopot Kapolda Maluku, Irjen Pol. Lotharia Latif, karena di anggap tidak becus menangani rentetan konflik yang ada di Maluku,” ucap Fadel Rumakat selaku direktur RUMMI, Selasa, (14/03/2023).
Fadel mengatakan, selain Kapolda Maluku, pihaknya juga mendesak Kapolri untuk segera mengganti Direktur Intelejen dan Keamanan Polda Maluku karena dinilai tidak mampu dan tidak tanggap dalam membaca potensi konflik yang marak terjadi di provinsi Maluku dan segera mengevaluasi dan menggantikan pimpinan-pimpinan Kapolres dan Polsek di beberapa Kabupaten yang bermasalah antara lain Maluku Tengah (Malteng), Seram Bagian Barat (SBB) dan Seram Bagian Timur (SBT) serta Maluku Tenggara (Malra) atas kasus-kasus yang tidak pernah dapat diselesaikan dilapangan.
Lanjutnya, Mosi tidak percaya kepada institusi Polri khususnya Kepolisian daerah Maluku karena dinilai gagal dalam mengurus dan mengawal Kamtibmas di Lingkungan Masyarakat Maluku.
Lebih lanjut Fadel menguraikan sejumlah sejumlah fakta tindak pidana yang proses penyelesaian belum diketahui secara pasti oleh rakyat di maluku diantaranya, pada tangal 6 oktober dan 12 November 2022 terjadinya konfilk di maluku tenggara yang melibatkan 3 desa, di antaranya desa bombay, desa ngurdu, dan elar tercatat dua orang meninggal dunia dan 55 orang terluka. Sebelumnya menurut Fadel pada tanggal 15 ferbuary 2022 di duga terjadinya penembakan yang mengakibatkan satu orang warga hulaliu tertembak mati.
Selain itu pada tanggal 9 november 2022 lagi-lagi terjadi konflik di maluku yang melibatkan konflik antara warga kailolo dan warga kei yang mengakibatkan beberapa warga mengalami luka-luka berat dan beberapa bangunan di rusaki dan terbakar.
Tak hanya itu, menurut Fadel konflik kembali terjadi pada tanggal 1 february 2023 konflik antara warga kota tual yang mengkibatkan 13 orang mengalami luka-luka, termksud 3 orang anggota kepolisian dan beberapa harta benda, toko dan bangunan di bakar masa.
Konflik kembali terjadi pada tanggal 15 Januari 2023 korban di aniaya, korban mengalmi luka serius di bagian kepala dan meninggal dunia. Lanjut tanggal 27 januari 2023 yang mengakibatkan satu warga Wakal tewas di tembak dan meninggal dunia.
Selain itu menurutnya kasus-kasus pelecehan dan rudapaksa di kabupeten seram bagian timur yang melibatkan anak pimpinan tinggi DPRD, yang belum dapat diselesaikan hingga hari ini oleh Pihak Kapolres yang bersangkutan.
Ada lagi Insiden Pembakaran Kantor Camat Negeri LUHU di Kabupaten Seram Bagian Barat tertanggal 11 Februari 2023, yang hingga hari ini belum juga dapat diselesaikan oleh Pihak Kepolisian setempat.
" Harapan kami sebagai anak daerah agar Pemimpin Polda Maluku harus lebih mengedepankan sisi kemanusiaan dalam setiap penyelesaian konflik-konflik komunal, dan kalau bisa pemimpin Polda kedepannya harus Anak daerah Maluku agar supaya ada semangat heroisme serta rasa cinta yang tinggi dalam mengawal dan menjaga kamtibmas di bumi para raja-raja,"pungkasnya.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait