Kacau Total! Penumpang Super Air Jet Terjebak di Sorong Tanpa Kepastian
SORONG KOTA, iNewssorongraya.id — Ratusan penumpang pesawat Super Air Jet dengan nomor penerbangan IU 563 tujuan Ambon dan Surabaya terkatung-katung di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong setelah mengalami penundaan panjang hingga 18 jam, Senin (15/12/2025). Penundaan ini tidak hanya menimbulkan kelelahan dan kemarahan penumpang, tetapi juga memunculkan persoalan serius terkait salah pengalihan rute, minimnya informasi, hingga dugaan pelanggaran hak penumpang.
Sejumlah penumpang asal Surabaya tujuan Ambon bahkan harus rela dibawa terbang hingga Sorong dengan alasan cuaca buruk. Ironisnya, seorang penumpang dengan tujuan Surabaya–Samarinda turut terbawa ke Sorong dan diminta membeli ulang tiket lanjutan oleh petugas loket maskapai.
Penundaan panjang ini bermula dari adanya informasi maskapai terkait kondisi cuaca ekstrem di Ambon, berupa angin kencang dan jarak pandang terbatas yang membuat pendaratan dinilai tidak aman. Berdasarkan informasi yang dihimpun, pesawat Super Air Jet IU 562 rute Sorong–Ambon sempat hampir mendarat di Bandara Pattimura Ambon, namun pilot memutuskan membatalkan pendaratan sesaat sebelum touchdown.
Pesawat kemudian berputar di udara sambil menunggu perubahan cuaca. Karena kondisi tidak membaik, pilot akhirnya mengambil keputusan return to base dan kembali ke Bandara DEO Sorong. Keputusan ini berdampak langsung pada penerbangan lanjutan IU 563 Sorong–Ambon–Surabaya, yang akhirnya ikut tertunda.
Hingga lebih dari satu hari sejak jadwal keberangkatan awal, ratusan penumpang masih tertahan di Sorong tanpa kepastian waktu terbang. Sebagian memilih bertahan di area bandara, sementara lainnya berharap segera mendapatkan akomodasi sementara.
Kondisi di bandara tampak semrawut. Penumpang terlihat lelah, emosi, dan frustrasi, terutama mereka yang membawa anak kecil, lansia, serta penumpang dengan jadwal lanjutan dan keperluan mendesak.
Seorang penumpang transit Manokwari–Ambon yang enggan disebutkan namanya mengatakan jadwal keberangkatan seharusnya pukul 12.30 WIT, namun terus tertunda.
“Kami sudah menunggu lama di bandara. Awalnya dibilang delay karena cuaca, lalu pesawat sempat terbang tapi kembali lagi ke Sorong karena tidak bisa landing di Ambon,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihak maskapai menyampaikan secara lisan bahwa penginapan akan ditanggung, namun hingga saat itu tidak ada kejelasan tertulis mengenai jadwal keberangkatan selanjutnya.
“Kami cuma dapat informasi lisan. Katanya hotel ditanggung, tapi belum jelas kapan kami berangkat lagi,” katanya.

Kisruh semakin meruncing setelah terungkap adanya penumpang salah jurusan yang ikut terbawa ke Sorong. Salah satunya dialami Holilah, penumpang Surabaya–Samarinda, yang mengaku tidak pernah diberitahu bahwa pesawat yang ia tumpangi akan berakhir di Sorong.
“Saya dari Surabaya tujuan ke Samarinda. Tahu-tahu sudah sampai Sorong. Yang salah dibilang saya. Padahal saya bukan yang salah,” kata Holilah.
Ia menjelaskan bahwa saat boarding di Surabaya, pramugari Super Air Jet sempat memeriksa tiket dan mempersilakan dirinya duduk di kursi 5F, sehingga ia tidak mengetahui adanya kesalahan rute.
“Kalau memang salah, kenapa tidak dicegah dari awal? Kenapa saya dipersilakan duduk?” ujarnya.
Holilah mengaku diminta membeli tiket lanjutan ke Samarinda oleh petugas loket Lion Air di Sorong dengan harga Rp2,8 juta.
“Yang nyuruh beli tiket itu petugas Lion di konter Sorong. Adik saya sampai transfer uang. Dibilang malam ini ada penerbangan ke Surabaya, ternyata tidak ada,” katanya dengan nada kecewa.

Keluhan serupa juga disampaikan April, penumpang Surabaya–Ambon, yang mengaku kecewa dengan pelayanan maskapai sejak transit di Sorong.
“Kami berangkat jam 5 subuh dari Surabaya, delay dua jam karena cuaca. Berangkat jam 7 pagi, lalu hampir mendarat di Ambon, tapi dialihkan ke Sorong,” tutur April.
Ia menjelaskan pesawat sempat mendekati daratan Ambon sebelum akhirnya menaikkan elevasi secara mendadak dan kembali terbang menuju Sorong.
“Perihal penginapan katanya dapat, tapi makanan sama sekali tidak ada. Kami menunggu dari siang sampai malam,” katanya.

Saat dimintai keterangan, salah satu petugas Lion Air Station Sorong enggan memberikan penjelasan terkait kekisruhan tersebut.
“Bukan saya tidak mau kasih keterangan, tapi masih ada yang di atas saya,” ujar petugas singkat.
Hingga berita ini dipublikasikan, pihak Super Air Jet belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penyebab detail keterlambatan, mekanisme kompensasi, penanganan penumpang salah jurusan, maupun kepastian jadwal penerbangan pengganti.
Meski menimbulkan ketidaknyamanan serius, keputusan pilot untuk membatalkan pendaratan dinilai sebagai langkah keselamatan penerbangan. Cuaca di wilayah timur Indonesia, khususnya Ambon, memang dilaporkan cepat berubah dan ekstrem dalam beberapa hari terakhir.

Namun demikian, penumpang berharap maskapai lebih transparan, memberikan informasi resmi yang konsisten, serta memastikan hak-hak penumpang terpenuhi sesuai ketentuan penerbangan sipil.
Redaksi masih berupaya menghubungi pihak maskapai, otoritas bandara, dan regulator penerbangan untuk mendapatkan konfirmasi lanjutan.
Editor : Hanny Wijaya