get app
inews
Aa Text
Read Next : Kacau Total! Penumpang Super Air Jet Terjebak di Sorong Tanpa Kepastian

Penumpang Super Air Jet Tujuan Samarinda Terjebak di Sorong, Diminta Beli Tiket Baru

Selasa, 16 Desember 2025 | 02:36 WIB
header img
Holila, penumpang Surabaya - Samarinda yang nyasar ke Sorong dan diminta beli tiket baru.

 

SORONG KOTA, iNewssorongraya.id — Ratusan penumpang pesawat Super Air Jet rute Ambon–Surabaya terkatung-katung di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Papua Barat Daya, setelah penerbangan mereka tertunda hingga 18 jam lebih. Kekacauan penerbangan ini bukan hanya menyisakan kelelahan dan kemarahan, tetapi juga memunculkan dugaan pelanggaran serius terhadap hak penumpang, termasuk kasus salah jurusan yang berujung permintaan pembelian tiket baru.

Penumpang penerbangan Super Air Jet nomor IU 563 yang dijadwalkan berangkat pada Senin (15/12/2025) harus bertahan tanpa kepastian di Sorong akibat rangkaian penundaan panjang dan pengalihan rute yang dinilai tidak transparan. Situasi semakin memanas ketika terungkap adanya penumpang dengan tujuan Surabaya–Samarinda yang justru berakhir di Sorong dan diminta menanggung biaya lanjutan sendiri.

Penundaan bermula dari penerbangan IU 562 rute Sorong–Ambon yang gagal mendarat di Bandara Pattimura akibat cuaca ekstrem berupa angin kencang dan jarak pandang terbatas. Pesawat sempat mendekati landasan sebelum akhirnya membatalkan pendaratan sesaat sebelum touchdown.

Pilot memutuskan berputar di udara untuk menunggu kondisi membaik. Namun karena cuaca tidak memungkinkan, pesawat akhirnya return to base dan kembali ke Bandara DEO Sorong. Keputusan keselamatan ini berdampak berantai terhadap penerbangan lanjutan IU 563 Sorong–Ambon–Surabaya yang akhirnya ikut tertunda hingga lebih dari satu hari.

Hingga Selasa pagi, ratusan penumpang masih tertahan di Sorong tanpa kepastian waktu keberangkatan. Sebagian terpaksa bermalam di bandara, sementara lainnya berharap mendapat akomodasi sementara dari maskapai.

Kondisi di area terminal keberangkatan tampak semrawut. Penumpang terlihat kelelahan, frustrasi, dan emosi, terutama mereka yang membawa anak kecil, lansia, serta penumpang dengan jadwal lanjutan dan kepentingan mendesak.

Seorang penumpang transit Manokwari–Ambon yang enggan disebutkan namanya mengatakan jadwal keberangkatan seharusnya pukul 12.30 WIT, namun terus mengalami penundaan tanpa kejelasan.

“Kami sudah menunggu lama di bandara. Awalnya dibilang delay karena cuaca, lalu pesawat sempat terbang tapi kembali lagi ke Sorong karena tidak bisa landing di Ambon,” ujarnya.

Ia menambahkan, informasi yang diberikan maskapai hanya bersifat lisan tanpa kepastian tertulis.

“Kami cuma dapat informasi lisan. Katanya hotel ditanggung, tapi belum jelas kapan kami berangkat lagi,” katanya.


Salah satu penumpang Surabaya–Samarinda yang tertahan di Bandara DEO Sorong saat menunjukan tiket pesawatnya kepada petugas Lion Air.

 

Kisruh semakin meruncing setelah muncul pengakuan penumpang salah jurusan. Holilah, penumpang dengan tiket Surabaya–Samarinda, mengaku tidak pernah diberi tahu bahwa pesawat yang ia tumpangi akan berakhir di Sorong.

“Saya dari Surabaya tujuan ke Samarinda. Tahu-tahu sudah sampai Sorong. Yang salah dibilang saya. Padahal saya bukan yang salah,” kata Holilah.

Ia menegaskan, saat proses boarding di Surabaya, tiketnya telah diperiksa oleh pramugari dan dirinya dipersilakan duduk di kursi 5F.

“Kalau memang salah, kenapa tidak dicegah dari awal? Kenapa saya dipersilakan duduk?” ujarnya.

Ironisnya, Holilah mengaku justru diminta membeli tiket lanjutan menuju Samarinda oleh petugas loket Lion Air di Sorong dengan harga Rp2,8 juta.

“Yang nyuruh beli tiket itu petugas Lion di konter Sorong. Adik saya sampai transfer uang. Dibilang malam ini ada penerbangan ke Surabaya, ternyata tidak ada,” katanya dengan nada kecewa.

Keluhan serupa disampaikan April, penumpang rute Surabaya–Ambon, yang mengaku kecewa dengan pelayanan maskapai sejak keberangkatan awal.

“Kami berangkat jam 5 subuh dari Surabaya, delay dua jam karena cuaca. Berangkat jam 7 pagi, lalu hampir mendarat di Ambon, tapi dialihkan ke Sorong,” tuturnya.

Ia menyebut pesawat sempat menurunkan ketinggian mendekati daratan Ambon sebelum kembali menaikkan elevasi secara mendadak.

“Perihal penginapan katanya dapat, tapi makanan sama sekali tidak ada. Kami menunggu dari siang sampai malam,” katanya.

Saat dikonfirmasi, salah satu petugas Lion Air Station Sorong enggan memberikan penjelasan rinci terkait kekisruhan tersebut.

“Bukan saya tidak mau kasih keterangan, tapi masih ada yang di atas saya,” ujarnya singkat.


Holila, penumpang Surabaya - Samarinda yang nyasar ke Sorong dan diminta beli tiket baru.

 

Hingga berita ini diterbitkan, pihak Super Air Jet belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penyebab detail keterlambatan, mekanisme kompensasi, penanganan penumpang salah jurusan, maupun kepastian jadwal penerbangan pengganti.

Meski keputusan pilot untuk membatalkan pendaratan dinilai sebagai langkah keselamatan penerbangan, penumpang menilai maskapai gagal menjalankan kewajiban pelayanan dasar, termasuk transparansi informasi dan perlindungan hak penumpang sesuai regulasi penerbangan sipil.

Redaksi masih berupaya menghubungi pihak maskapai, otoritas bandara, serta regulator penerbangan untuk mendapatkan klarifikasi lanjutan dan memastikan hak-hak penumpang terpenuhi.

 

Editor : Hanny Wijaya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut