get app
inews
Aa Text
Read Next : Diduga Tak Kantongi Izin, Aktivitas Perusahaan Aspal di Raja Ampat Picu Pencemaran Lingkungan

Surga Bahari Raja Ampat Dicemari Sampah Kiriman, Wisatawan Asing Menangis

Senin, 10 Februari 2025 | 01:32 WIB
header img
Wisatawan Mancanegara saat membantu pengelola Homestay membersihkan sampah di tepi pantai. (FOTO : iNewsSorong.id -CHAN)

 

 

WAISAI, iNewsSorong.id – Keindahan Raja Ampat yang selama ini menjadi primadona wisata dunia kini tercoreng oleh maraknya sampah kiriman. Limbah rumah tangga dan plastik yang terbawa arus dari Kota Sorong dan Waisai mencemari pesisir pantai-pantai indah di kawasan ini. Kondisi ini tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga mengancam ekosistem laut yang menjadi daya tarik utama Raja Ampat.


Wisatawan Mancanegara saat membantu pengelola Homestay membersihkan sampah di tepi pantai. (FOTO : iNewsSorong.id -CHAN)

 

 

Pemandangan memilukan ini membuat sejumlah wisatawan asing yang tengah menikmati liburan di berbagai homestay merasa prihatin. Salah satunya adalah Nicole, wisatawan asal Amerika Serikat yang menginap di Homestay Warah Nus di Kampung Wisata Yebuba, Distrik Meosmansar. Ia tak kuasa menahan air mata saat melihat perairan Raja Ampat yang biasanya jernih kini dipenuhi sampah plastik. Bersama suaminya, Nicole berinisiatif membantu masyarakat setempat membersihkan pantai dengan alat seadanya.


Wisatawan Mancanegara, Nicole menangis saat diwawancarai wartawan. Nicole prihatin dengan kondisi sampah kiriman yang mencemari
perairan Raja Ampat. (FOTO : iNewsSorong.id -CHAN)
 
 

“Saya datang jauh-jauh dari Amerika untuk menikmati keindahan Raja Ampat yang sudah mendunia. Namun kenyataannya, saya melihat lautan penuh dengan sampah. Ini sangat menyedihkan dan memilukan,” ungkap Nicole dengan mata berkaca-kaca.

Ia juga mengajak masyarakat lokal untuk lebih peduli terhadap lingkungan. “Kita harus menemukan cara untuk berhenti menggunakan plastik sekali pakai. Plastik ini membunuh kita dan kehidupan bawah laut. Tolong jaga alam ini untuk masa depan yang lebih baik,” tambahnya.


Wisatawan mancanegara saat membersihkan sampah ditepi pantai. (FOTO : iNewsSorong.id - CHAN)

 

Kepala Distrik Meosmansar, Sergius Sawiyai, mengakui bahwa masalah sampah telah menjadi pergumulan besar bagi masyarakat Raja Ampat, terutama di Distrik Meosmansar dan sekitarnya. Menurutnya, tidak adanya sistem pengangkutan sampah yang memadai menjadi kendala utama dalam mengatasi permasalahan ini.

“Sampah dari rumah tangga dan industri wisata sangat banyak. Hingga saat ini, belum ada transportasi khusus untuk mengangkut sampah dari kampung-kampung ke Waisai, tempat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berada. Beberapa pemilik homestay bahkan harus mengangkut sampah sendiri menggunakan longboat ketika bepergian ke Waisai,” jelas Sergius.


Kepala Distrik Meosmansar, Sergius Sawiyai. (FOTO : iNewsSorong.id - CHAN)

 

Ia berharap pemerintah provinsi dapat memberikan bantuan dalam bentuk kapal pengangkut sampah yang dapat beroperasi dari satu kampung ke kampung lain. “Jika ada satu kapal khusus untuk mengangkut sampah, itu akan sangat membantu mengatasi masalah ini,” tegasnya.

Pencemaran perairan Raja Ampat juga berdampak buruk bagi sektor pariwisata dan ekosistem laut. Pengelola homestay mengungkapkan bahwa sampah kiriman sering kali meningkat drastis pada bulan Desember hingga Januari, seiring dengan perubahan pola arus laut. Para wisatawan pun tak jarang ikut turun tangan membersihkan pantai dari sampah plastik yang berserakan.


Warga dan penduduk bahu membahu membersihkan sampah di tepi pantai. (FOTO : iNewsSorong.id - CHAN)

 

“Setiap hari kami harus bekerja ekstra keras membersihkan pantai dari sampah yang datang bersama arus laut. Turis yang datang pun merasa terganggu dan bahkan ikut membantu membersihkan pantai,” ujar seorang pengelola homestay di Raja Ampat.

 

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disporaparekraf) Papua Barat Daya, Yusdi Lamatenggo, menegaskan bahwa kebersihan Raja Ampat harus menjadi prioritas utama. Sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas nasional, Raja Ampat harus terbebas dari ancaman pencemaran lingkungan.

“Laut kita terkoneksi dengan banyak wilayah, sehingga sampah bisa berasal dari mana saja, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu, masalah ini harus ditangani bersama, mulai dari hulu hingga hilir. Pemerintah daerah, masyarakat, pelaku wisata, serta berbagai organisasi lingkungan harus bersatu dalam upaya menjaga kebersihan dan kelestarian Raja Ampat,” tegas Yusdi.


Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disporaparekraf) Papua Barat Daya, Yusdi Lamatenggo.
(FOTO : iNewsSorong.id - CHAN)

 

 

Selain berdampak pada estetika, sampah plastik yang menumpuk di laut juga mengancam ekosistem terumbu karang dengan menghalangi penetrasi sinar matahari. Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat merusak keindahan bawah laut Raja Ampat yang menjadi rumah bagi beragam spesies laut.

Pencemaran lingkungan di Raja Ampat bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan laut harus ditanamkan sejak dini, baik kepada masyarakat lokal maupun wisatawan.


Pengelola Homestay dan masyarakat saat membantu wisatawan asing membersihkan sampah di areal pantai. (FOTO : iNewsSorong.id - CHAN)

 

 

Keindahan Raja Ampat adalah warisan berharga yang harus dijaga untuk generasi mendatang. Jika tidak ada tindakan nyata, bukan tidak mungkin surga bahari ini akan kehilangan pesonanya. Kini, saatnya bertindak bersama demi kelestarian Raja Ampat yang mendunia.

 

 

Editor : Hanny Wijaya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut