SORONG KOTA, iNewssorongraya.id — Sebanyak 121 petugas kebersihan Kota Sorong melakukan aksi protes besar-besaran di halaman Kantor Wali Kota Sorong, Selasa (16/7/2025). Mereka menuntut kejelasan status kerja usai diberhentikan secara sepihak dan menuntut gaji yang belum dibayarkan selama dua pekan terakhir.
Aksi para petugas kebersihan ini memuncak ketika mereka menghamburkan sampah dari dua boks kontainer ke depan pintu utama gedung, sebagai simbol perlawanan terhadap keputusan pihak Perusahaan yang dipekerjakan oleh Pemerintah Kota Sorong yang dinilai sewenang-wenang.
"Kami diberhentikan tanpa alasan yang jelas sejak 30 Juni 2025. Saya sudah 15 tahun kerja untuk Kota Sorong. Ini sangat tidak adil," tegas Aroby, sopir pengangkut sampah dalam orasinya.
Massa juga membawa berbagai spanduk bertuliskan tuntutan mereka. Mereka mendesak agar Wali Kota Sorong Septinus Lobat dan Wakil Wali Kota Anshar Karim menemui langsung para pekerja, guna memberikan penjelasan resmi atas pemecatan yang dilakukan mendadak.
Gaji Tertahan, Hidup Terhimpit
Bagi petugas kebersihan seperti Yohana, keterlambatan pembayaran gaji bukan sekadar urusan administratif, tetapi berdampak langsung pada kebutuhan hidup keluarga.
"Kami sudah hilang kesabaran. Dua minggu tidak kerja dan gaji belum dibayar. Anak-anak butuh makan. Kami merasa tidak dihargai," ujar Yohana, dengan nada geram.
Yohana juga menegaskan, pekerjaan mereka sangat vital dalam menjaga kebersihan kota.
“Sampah di kota ini tidak akan bersih kalau bukan kami yang angkat. Kami hanya ingin hak kami dibayar dan status kerja kami jelas.”
Senada, Arnold, petugas lainnya, mengeluhkan ketiadaan pemberitahuan resmi dari instansi terkait.
"Kami tidak tahu apa kesalahan kami. Tiba-tiba dirumahkan tanpa surat, tanpa alasan. Hari ini kami datang 121 orang untuk minta keadilan,” tegasnya.
Sekda Janji Wali Kota Akan Temui Massa, Tapi Ditolak
Aksi tersebut sempat direspons oleh Sekretaris Daerah Kota Sorong, Ruddy Laku, yang menyampaikan pesan dari Wali Kota.
“Bapak Wali Kota sedang rapat bersama DPRD. Beliau janji akan menemui para petugas kebersihan pada Kamis (17/7/2025),” kata Ruddy.
Namun, janji itu justru memicu kemarahan. Massa bersikukuh menunggu hingga Wali Kota menyelesaikan rapat dan menolak pulang tanpa ada kejelasan hari itu juga.
“Kami tidak mau tunggu sampai Kamis. Hari ini kami tunggu Wali Kota selesai rapat. Jangan main-main dengan nasib kami,” ujar salah satu peserta aksi.
Ancam Palang TPA Jika Tak Direspons
Rasa kecewa yang mendalam juga diungkapkan Robby, salah satu koordinator lapangan, yang menyebut dirinya bersama rekan-rekan telah mengabdi puluhan tahun, namun diperlakukan tidak manusiawi.
“Mulai tanggal 30 Juni, piring makan kami sudah hilang. Kalau Wali Kota tidak mau temui kami, kami siap palang tempat pembuangan sampah. Biar semua orang tahu kami bukan main-main,” ancamnya.
Pantauan iNewssorongraya.id, aksi berlangsung damai meskipun bernada tegas. Namun, simbolisasi tumpukan sampah di depan gedung pemerintahan memperlihatkan betapa krusialnya peran mereka dalam sistem layanan kota.
Pemkot Belum Beri Penjelasan Resmi
Hingga artikel ini diturunkan, Pemerintah Kota Sorong belum memberikan keterangan resmi terkait pemberhentian sepihak 121 petugas kebersihan tersebut. Informasi yang beredar menyebutkan, pengelolaan sampah di Kota Sorong dilakukan oleh pihak ketiga, yakni perusahaan kontraktor lokal.
Meski demikian, para pekerja mendesak agar Pemerintah Kota tidak lepas tangan atas nasib mereka yang telah lama mengabdi.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait
