JAKARTA, iNewssorongraya.id - Bergunjing atau menggosip bukan sekadar kebiasaan yang dianggap remeh. Di balik obrolan ringan yang sering dianggap hiburan, tersembunyi dampak besar yang dapat merusak kehidupan seseorang. Pakar sosial dan hukum mengingatkan bahwa kebiasaan ini bisa membawa konsekuensi serius, baik secara sosial, psikologis, maupun hukum.
Merusak Hubungan Sosial dan Kepercayaan
Gosip yang beredar di lingkungan pertemanan, keluarga, maupun komunitas bisa memicu konflik besar. Banyak hubungan yang hancur akibat kesalahpahaman yang timbul dari gunjingan. Pakar komunikasi sosial, Dr. Andi Setiawan, menegaskan bahwa "Sekali seseorang merasa dikhianati karena dijadikan bahan gosip, kepercayaan yang telah terjalin lama bisa runtuh dalam hitungan detik."
Ancaman Fitnah dan Pencemaran Nama Baik
Tidak semua gosip mengandung kebenaran. Sering kali, informasi yang tersebar hanyalah spekulasi yang berkembang menjadi fitnah. Ini dapat menghancurkan reputasi seseorang, terlebih di era digital di mana berita menyebar tanpa kendali. Pakar hukum, Prof. Rina Kartika, mengingatkan bahwa "Dalam banyak kasus, fitnah dapat menjadi landasan hukum untuk tuntutan pencemaran nama baik."
Dampak Psikologis yang Tidak Terlihat
Tak hanya korban yang menderita, pelaku gosip juga terjebak dalam lingkaran negatif. Mereka cenderung hidup dengan prasangka, selalu mencari keburukan orang lain, dan pada akhirnya merusak kesehatan mental mereka sendiri. Psikolog klinis, Dr. Maya Kusuma, menjelaskan bahwa "Korban gosip sering mengalami kecemasan, kehilangan rasa percaya diri, bahkan depresi akibat tekanan sosial yang muncul."
Potensi Konsekuensi Hukum yang Serius
Tak banyak yang menyadari bahwa bergosip bisa berujung pada masalah hukum. Jika gunjingan berisi informasi palsu yang mencemarkan nama baik seseorang, pelakunya bisa terkena tuntutan pidana. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, penyebaran informasi bohong atau hoaks bisa berujung pada sanksi berat.
Seruan untuk Berhenti dan Berubah
Pakar sosial dan agama menyerukan agar masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan buruk ini dan beralih pada komunikasi yang lebih positif. "Daripada sibuk membicarakan orang lain, lebih baik kita fokus membangun diri dan lingkungan yang lebih baik," ujar Dr. Andi Setiawan.
Gunjingan bukan sekadar obrolan ringan. Ini adalah kebiasaan yang berbahaya dan dapat menghancurkan individu serta komunitas. Saatnya berhenti bergosip dan menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat dan bermakna.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait