Dramatis! Warga Empat Kampung di Papua Barat Daya Bertahan Tanpa Fasiltas Sekolah dan Kesehatan

TIM LIPUTAN INEWSSORONG.ID
Seorang bocah melintasi jembatan gantung yang tak layak untuk ke kampungnya. Empat desa di Kabupaten Tambrauw ditemukan dalam kondisi terisolir dan sangat membutuhkan bantuan fasilitas kesehatan, pendidikan dan akses jalan yang memadai. (FOTO : iNews)

 

 

TAMBRAUW, iNewsSorong.id – Di tengah gencarnya pembangunan di berbagai pelosok negeri, ada daerah yang masih terabaikan. Empat kampung di Distrik Kweséfo, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, hingga kini masih hidup dalam keterisolasian tanpa sekolah, fasilitas kesehatan, dan akses jalan yang layak.

Mimpi yang Tak Kunjung Terwujud


Warga berjalan kaki lintasi hutan lebat untuk ke kampungnya. Empat desa di Kabupaten Tambrauw
ditemukan dalam kondisi terisolir dan sangat membutuhkan bantuan fasilitas kesehatan, pendidikan dan
akses jalan yang memadai. (FOTO : iNews)

 

Di Kampung Jokbujoker, Batde, Syubi, dan Bao, pendidikan hanyalah angan-angan. Tidak ada sekolah, tidak ada guru, tidak ada buku pelajaran. Anak-anak tumbuh tanpa mendapatkan hak dasar mereka untuk belajar. Mereka hanya bisa menatap langit dengan harapan suatu saat ada keajaiban yang menghadirkan pendidikan di kampung mereka.


Kondisi anak-anak usia sekolah di Kampung Batfe. Empat desa di Kabupaten Tambrauw ditemukan dalam kondisi terisolir dan
sangat membutuhkan bantuan fasilitas kesehatan, pendidikan dan akses jalan yang memadai. (FOTO : iNews)

 

Begitu pula dengan layanan kesehatan. Tidak ada puskesmas, tidak ada tenaga medis, tidak ada obat-obatan. Jika ada warga yang sakit, mereka harus menempuh perjalanan berat selama berhari-hari untuk mencapai fasilitas kesehatan terdekat. Banyak yang akhirnya meregang nyawa di tengah perjalanan sebelum sempat mendapatkan pertolongan medis.

Perjuangan Hidup yang Nyaris Mustahil

Akses ke kampung-kampung ini sangatlah sulit. Tidak ada jalan yang bisa dilalui kendaraan. Satu-satunya cara untuk mencapai lokasi adalah dengan berjalan kaki selama dua hingga tiga hari, melewati hutan belantara dan sungai berarus deras yang hanya bisa diseberangi dengan jembatan darurat buatan warga sendiri. Setiap langkah adalah pertaruhan nyawa.


Warga bertaruh nyawa melintasi jembatan gantung yang tak layak untuk ke kampungnya. Empat desa
di Kabupaten Tambrauw Papua Barat Daya dalam kondisi terisolir dan butuh perhatian serius pemerintah.
(FOTO : iNews)

 

Fransina Somkor, salah seorang warga Kampung Batde, mengungkapkan penderitaan mereka dengan mata berkaca-kaca. “Kami butuh akses jalan. Masyarakat kami yang ingin berkunjung ke sini sangat kesulitan. Dari Kota Sorong ke Kabupaten Tambrauw bisa menggunakan mobil, tapi ke kampung kami tidak ada jalan sama sekali. Kami harus berjalan kaki berhari-hari, begitu juga saat membawa sembako. Anak-anak kami pun tidak bisa sekolah karena tidak ada akses. Kami berharap pemerintah membangun jalan dan sekolah di kampung kami,”ungkap Fransina

Dengan suara bergetar, Fransina juga menuturkan betapa sulitnya mendapatkan layanan kesehatan. “Kalau ada yang sakit, mereka harus dibawa ke kota dengan berjalan kaki selama berhari-hari. Kadang mereka meninggal di jalan karena terlambat mendapatkan pengobatan. Kami mohon pemerintah mengirim tenaga medis dan guru untuk menetap di sini,” pintanya penuh harap.


Fransina Somkor warga kampung Batde, Distrik Kweséfo, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya. (FOTO : iNews)

 

Harapan Terakhir: Pemerintah Harus Bertindak!

Menanggapi kondisi ini, anggota DPR Papua Barat Daya, Frangky Baru, turun langsung ke lokasi dan mendesak pemerintah untuk segera bertindak. Dalam reses yang dilakukan di kampung-kampung tersebut, ia menemukan banyak permasalahan yang harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat dan daerah.

“Distrik Kweséfo berada di pedalaman Kabupaten Tambrauw, dikelilingi hutan lindung dan kawasan konservasi. Warga di sini tidak ingin pindah ke daerah lain, mereka ingin tetap tinggal di tanah leluhur mereka. Namun, keterbatasan akses membuat pembangunan tidak bisa masuk,” jelas Frangky.


Anggota DPR Papua Barat Daya, Frangky Baru. (FOTO : iNews)

 

Ia menegaskan bahwa masalah utama yang harus segera diatasi adalah pembangunan infrastruktur jalan. “Karena tidak ada akses jalan, pembangunan sama sekali tidak bisa menjangkau mereka. Bahkan, untuk membangun rumah, warga harus memikul bahan bangunan dengan berjalan kaki berminggu-minggu. Tidak ada tenaga medis, tidak ada guru, padahal banyak anak-anak usia sekolah yang butuh pendidikan.”

Dengan nada tegas, Frangky mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan nyata. “Pemerintah pusat dan daerah harus bergerak cepat! Infrastruktur jalan harus segera dibangun. Ini bukan sekadar jalan, ini adalah akses bagi warga untuk mendapatkan pendidikan dan layanan kesehatan yang layak,'tegasnya. 


Seorang bocah melintasi jembatan gantung yang tak layak untuk ke kampungnya. Empat desa di Kabupaten
Tambrauw ditemukan dalam kondisi terisolir dan sangat membutuhkan bantuan fasilitas kesehatan, pendidikan
dan akses jalan yang memadai. (FOTO : iNews)

 

 

Potret kehidupan di empat kampung terisolasi ini menjadi cerminan pahit bahwa masih ada saudara sebangsa yang hidup dalam keterbatasan ekstrem. Warga kini hanya bisa berharap agar pemerintah tidak lagi menutup mata dan segera merealisasikan pembangunan yang benar-benar menyentuh kehidupan mereka.

 

Editor : Chanry Suripatty

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network