SORONG, iNewsSorong.id – Menjelang momen penting dalam politik daerah, suara tegas generasi muda Sorong Selatan menggema, menyerukan perubahan nyata demi masa depan yang lebih baik. Dua tokoh muda, Ronal Srekadifa dan Juksen Sagisolo, tampil sebagai juru bicara bagi aspirasi masyarakat yang menginginkan pembebasan dari belenggu stagnasi pembangunan selama satu dekade terakhir.
Dalam konferensi pers yang berlangsung dengan penuh semangat, Ronal menyampaikan pesan yang menggugah hati. “Kami, intelektual muda Sorong Selatan, mengajak masyarakat untuk melihat realitas yang terjadi. Sepuluh tahun terakhir, pendidikan sakit, ekonomi sakit, kesehatan sakit. Apakah kita masih ingin tetap tertindas, atau bangkit melawan rezim ini?” serunya dengan nada penuh penekanan.
Ronal menggambarkan kondisi infrastruktur dan layanan dasar di Sorong Selatan seperti pasien dalam kondisi kritis. “15 distrik di sini ibarat berada di ruang ICU, hanya menunggu mati. Sudah saatnya masyarakat sadar bahwa perubahan harus dimulai sekarang,” lanjutnya.
Ronal juga memperingatkan masyarakat untuk tidak salah memilih pemimpin dalam momen penting ini. Ia menegaskan, “Jangan biarkan figur terbaik hanya menjadi televisi yang dikendalikan remot kekuasaan lama. Kita butuh pemimpin yang berdaulat dan mampu membawa perubahan di atas Tanah Tehit ini.”
Sementara itu, Juksen Sagisolo mengibaratkan situasi politik di Sorong Selatan seperti kendaraan tua yang rusak parah. “Kalau hanya ganti sopir, masalah tidak akan selesai. Kita butuh mobil baru dengan sopir baru, satu paket yang siap membawa kita ke arah yang benar,” ungkapnya dengan analogi yang menggambarkan perlunya perubahan menyeluruh.
Pesan akhir yang disampaikan kedua tokoh muda ini sangat tegas: masyarakat Sorong Selatan dihadapkan pada pilihan krusial. “Kami generasi muda tidak akan diam. Kita harus memilih: bangkit melawan ketertindasan, atau diam dan mati perlahan dalam penindasan,” ujar Ronal.
Seruan ini menjadi momentum bagi masyarakat Sorong Selatan untuk merefleksikan masa lalu dan menentukan masa depan. Dengan hanya lima hari tersisa menuju hari penentuan, Ronal dan Juksen berharap masyarakat memilih dengan bijak, meninggalkan rezim yang dianggap telah membawa penderitaan selama satu dekade terakhir.
“Pilihan ada di tangan kita semua. Apakah kita terus menyerah pada keadaan, atau memilih untuk bangkit dan berjuang demi masa depan yang lebih baik?” tegas mereka menutup pernyataan.
Masyarakat Sorong Selatan kini menghadapi pertaruhan besar dalam menentukan arah baru yang membawa perubahan nyata, menjadikan momen ini sebagai ujian keberanian dan kesadaran kolektif.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait