SORONG, iNewsSorong.id - Pembangunan smelter nikel dan pabrik baja di Kawasan Ekonomi Khusus Sorong yang rencanaya akan dibangun pada bulan Juni 2024 mendatang sangat membutuhkan dukungan dan Kerjasama semua pihak khususnya pihak pemerintah daerah.
Terkait hal itu, anggota DPR RI Robert Joppy Kardinal meminta kepada Penjabat Gubernur Papua Barat Daya dan Penjabat Bupati Sorong untuk dapat mendukung rencana investasi besar di kawasan K E K Sorong tersebut.
“ Untuk penjabat gubernur papua barat daya dan penjabat bupati sorong saya minta mari bekerja bersama-sama dengan kita agar hal ini segera terwujud. Kehadiran investor asal cina melakukan investasi ini, kita dukung, saya yakin itu akan terwujud,”tegasnya.
Robert mengungkapkan kehadiran smelter nikel di provinsi papua barat daya, selain dapat mendongkrak perekonomian daerah, juga membawa dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan Masyarakat.
Penandatangan pembentukan konsorsium PT Sinagi Olom Fagu dalam rangka pengelolaan K E K Sorong oleh tiga pimpinan perusahaan masing-masing Dirut PT SCII, Adriana Daat, Dirut PT MOW, Samsudin Ajam dan Dirut PT HMI di Aimas Hotel and Convention Center.
“ Dahsyat sekali hadirnya investasi besar, karena pertumbuhan ekonomi akan tinggi, apalagi tadi dikatakan, investasi hingga di penghujung itu nilainya hingga tujuh puluh lima triliun. Kita bandingkan dana otsus berapa triliun. Dana otsus untuk Pembangunan di seluruh papua, tapi ini dibangun disatu tempat sini, yakni KEK Sorong,”ujarnya.
Roberth juga mengatakan, hadirnya pabrik smelter nikel dan pabrik baja di K E K Sorong tentunya akan membukan lapangan kerja yang sangat besar. Dan tentunya akan memberikan multiplier effect yang sangat besar bagi Masyarakat papua.
“ Kebutuhan tenaga kerja sekitar dua puluh ribu orang, semua bisa terlibat dalam pekerjaan disitu. akan memberikan multiplier effect yang besar bagi masyarakat Papua,”pungkasnya.
Direktur Utama PT Sino Consultan Investment Indonesia Adriana Imelda Daat saat diwawancarai wartawan. (FOTO : iNewsSorong.id -MEWA)
Sementara itu, Direktur Utama PT Sino Consultan Investment Indonesia Adriana Daat menyatakan, proses menuju kosorsium ini sebenarnya telah berjalan selama kurang lebih 2 tahun.
Dimana saat itu mantan Bupati Sorong Johnny Kamuru memberikan kepercayaan kepada pihaknya PT untuk menghadirkan investor ke KEK Sorong.
“Hari ini kita bersama-sama telah menyaksikan penandatanganan konsorsium antara tiga perusahaan yang akan bekerja sama, membangun smelter nikel dan baja di kawasan ekomomi khusus sorong,” ujarnya.
Adriana mewakili PT Sino Consultant pada kesempatan itu, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang telah bekerja sama sehingga proses pembangunan smelter nikel dan baja di KEK Sorong berjalan lancar.
“Kami berharap penandatanganan konsorsium ini membawa perubahan dan menjadi berkat bagi kita semua. Mohon dukungan dan doa serta kerja sama dari semua pihak, agar tujuan mulia ini bisa terwujud,” harapnya.
Sebelumnya telah dibentuk konsorsium PT Sinagi Olom Fagu dalam rangka pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Sorong, Papua Barat. Penandatangan pembentukan konsorsium PT Sinagi Olom Fagu dilakukan tiga pimpinan Perusahaan masing-masing Direktur Utama PT Sino Consultant Investment Indonesia, Adriana Imelda Daat, Direktur Utama PT Malamoi Olom Wonok, Samsudin Ajam dan Direktur Utama PT Huahe Management Indonesia Xu Hong Xia, di Aimas Hotel and Convetion Center, Kabupaten Sorong Selasa (28/5/2024).
Penandatanganan MoU Kosorsium PT Sinagi Olom Fagu oleh tiga pimpinan perusahaan dalam rangka pengelolaan K E K Sorong. (FOTO : iNewsSorong.id-MEWA)
Pembentukan konsorsium tiga perusahaan ini dilakukan guna membangun smelter nikel dan pabrik pembuatan baja di KEK Sorong. Groundbreaking pembangunan smelter nikel dan pabrik pembuatan baja direncanakan pada bulan Juni tahun ini dan akan menjadi smelter nikel pertama di Papua.
Konsorsium akan mempunyai tugas penting untuk membawa para investor nasional dan asing untuk mau berinvestasi di KEK Sorong. Saat ini sudah ada dua perusahaan asing asal China yang berencana melakukan investasi di KEK Sorong.
Dua investor China yang akan masuk ke KEK Sorong yaitu PT Sheng Wei New Energy Technology dan Beijing Jianlong Heavy Industry Group. Nilai investasi yang ditanamkan mencapai Rp 75 triliun. PT Sheng Wei New Energy Technology akan membangun smelter nikel, sementara Beijing Jianlong Heavy Industry Group akan membangun pabrik pembuatan baja.
Areal yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik smelter nikel seluas 1000 hektar, dari 500 hektar ketersedian lahan yang sudah siap di kawasan KEK Sorong, serta sejumlah fasilitas penunjang lainnya. Smelter nikel di KEK Sorong akan menggunakan teknologi pengolahan nikel oksigen enriched side blow furnace yang ramah lingkungan.
Penandatangan MoU Kosorsium PT Sinagi Olom Fagu oleh tiga pimpinan perusahaan dalam rangka pengelolaan K E K Sorong. (FOTO : iNewsSorong.id-MEWA)
Kehadiran smelter nikel dan pabrik pembuatan baja ini akan memberikan multiplier effect yang besar bagi masyarakat Papua. Setidaknya, diperkirakan sekitar 20.000 orang pekerja dibutuhkan untuk mengoperasionalkan smelter nikel dan pabrik pembuatan baja. Rekruitmen pekerja di smelter dan pabrik pembuatan baja ini harus memprioritaskan orang asli papua.
Editor : Sayied Syech Boften
Artikel Terkait