get app
inews
Aa Text
Read Next : BPS: Kemiskinan Kota Sorong Capai 13,67 Persen, Wali Kota Angkat Bicara

Kemendikdasmen Tegaskan Muatan Lokal Jadi Senjata Edukasi HIV/AIDS di Papua Tengah

Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:12 WIB
header img
Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, BSKAP Kemendikdasmen RI, Dr. Laksmi Dewi, M.Pd., [FOTO " IST]

 

SORONG KOTA, iNewssorongraya.id – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan pentingnya pengembangan muatan lokal sebagai instrumen strategis dalam menghadapi tantangan pendidikan dan kesehatan di Papua Tengah. Hal ini disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Pengembangan Muatan Lokal pada Pembelajaran Mendalam di Provinsi Papua Tengah” yang digelar di Ballroom Kantor Gubernur Papua Tengah, Sabtu (23/8/2025).

Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, BSKAP Kemendikdasmen RI, Dr. Laksmi Dewi, M.Pd., menekankan bahwa muatan lokal bukan sekadar tambahan kurikulum, melainkan wadah untuk menanamkan nilai budaya, potensi sumber daya daerah, hingga edukasi kesehatan.

“Pengembangan muatan lokal harus dilakukan secara sistematis dan kolaboratif. Melalui FGD ini kita memperoleh masukan strategis untuk menyusun peta jalan pendidikan yang kontekstual, termasuk menghadapi epidemi HIV/AIDS di Papua Tengah,” ujarnya.

HIV/AIDS Jadi Fokus Edukasi

Provinsi Papua Tengah saat ini menghadapi situasi darurat HIV/AIDS dengan jumlah kasus mencapai 23.188 jiwa hingga Maret 2025. Data ini menunjukkan penyebaran penyakit telah meluas hingga ke pedalaman, diperparah oleh mobilitas penduduk yang tinggi, rendahnya edukasi, serta stigma kuat terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Ketua Panitia FGD, Leonardus O. Magai, menegaskan integrasi isu kesehatan dalam muatan lokal menjadi langkah krusial.

“Kurikulum tidak hanya bicara soal akademik, tetapi juga perlindungan masyarakat. HIV/AIDS adalah ancaman nyata yang harus kita hadapi melalui pendidikan sejak dini,” katanya.

Hasil FGD dan Rencana Tindak Lanjut

FGD yang dihadiri para guru, kepala sekolah, MGMP, serta akademisi dari Universitas Indonesia dan Universitas Pendidikan Indonesia ini menghasilkan sejumlah langkah strategis:

  1. Analisis kebutuhan dan pemetaan substansi muatan lokal telah diselesaikan.
  2. Penyusunan capaian pembelajaran, perangkat ajar, buku, dan modul tentang pencegahan HIV/AIDS akan segera dirancang.
  3. Tim pengembang kurikulum akan menyiapkan regulasi daerah berupa SK, Pergub, atau Perda untuk implementasi muatan lokal.
  4. Pelatihan guru, uji coba (piloting), hingga evaluasi penerapan kurikulum akan dilaksanakan secara bertahap.
  5. Kemendikdasmen melalui Pusat Kurikulum dan Pembelajaran akan memberi layanan konsultasi dan penjaminan mutu agar dokumen kurikulum sesuai standar nasional.    

Kolaborasi Lintas Sektor

Gubernur Papua Tengah, Meki F. Nawipa, SH., turut mengapresiasi langkah ini. Menurutnya, pendidikan berbasis muatan lokal akan menjadi benteng sosial untuk mengurangi stigma dan meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat.

FGD ini juga menghadirkan narasumber nasional, seperti Ketua Himpunan Pengembangan Kurikulum Indonesia Prof. Dr. Dinn Wahyudin, MA., Wakil Rektor UPI Prof. Dr. Rudi Susilana, M.Si., serta Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Prof. Dr. dr. Mondastri Korib Sudaryo, MS.Dsc.

Inspirasi untuk Daerah Lain

Melalui forum ini, Papua Tengah diharapkan menjadi contoh bagaimana isu lokal dapat diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan. Muatan lokal tidak lagi sebatas pelajaran budaya, tetapi juga alat edukasi untuk menghadapi persoalan serius seperti HIV/AIDS.

“Pendidikan harus memberdayakan dan melindungi masyarakat. Muatan lokal yang kita kembangkan hari ini adalah investasi untuk generasi Papua yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya,” tegas Dr. Laksmi Dewi.

 

Editor : Hanny Wijaya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut