Total 10 Korban Kekejaman KKB di Distrik Anggruk Yahukimo, Satu Meninggal Dunia

YAHUKIMO, iNewssorongraya.id – Kekejaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali merenggut korban jiwa. Sebanyak 10 orang, yang terdiri dari para guru dan tenaga medis, menjadi sasaran dalam serangan brutal di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua, pada Jumat (21/3/2025). Dalam insiden ini, satu orang meninggal dunia, sementara lainnya mengalami luka-luka dan trauma mendalam.
Operasi evakuasi yang dilakukan oleh TNI di bawah Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) dan Polri melalui Satgas Ops Damai Cartenz-2025 serta Polda Papua berlangsung dalam kondisi medan yang sulit. Evakuasi hanya bisa dilakukan melalui jalur udara, namun berkat koordinasi yang baik, seluruh korban berhasil dievakuasi ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Korban Kekejaman KKB
Dari sepuluh korban, satu orang bernama Rosalia Rerek Sogen, seorang guru dari Suku Flores, meninggal dunia. Sementara itu, tiga korban mengalami luka berat, empat lainnya mengalami luka ringan, dan dua orang dalam kondisi aman namun memilih tetap tinggal di Yahukimo.
Para korban yang dievakuasi antara lain:
- Rosalia Rerek Sogen, perempuan, guru, meninggal dunia.
- Doinisiar Taroci More, perempuan, guru, mengalami luka ringan.
- Vantiana Kambu, perempuan, guru, mengalami luka ringan.
- Paskalia Peni Tere Liman, perempuan, guru, mengalami luka ringan.
- Fidelis De Lena, laki-laki, guru, mengalami luka berat.
- Kosmas Paga, laki-laki, guru, mengalami luka berat.
- Penus Lepi, laki-laki, guru, sempat dirawat namun dinyatakan sehat dan dipulangkan.
- Irawati Nebobohan, perempuan, tenaga kesehatan, mengalami luka berat.
Sementara itu, dua korban lainnya, yaitu Lenike Saban (guru) dan Erens Sama (petani), yang merupakan warga asli Yahukimo, memilih untuk tidak dievakuasi dan tetap berada di wilayah tersebut.
Aparat Kecam Kekejaman KKB
Menanggapi insiden ini, Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, menegaskan bahwa tindakan KKB ini merupakan kebiadaban yang bertujuan menciptakan ketakutan dan menghambat pembangunan, khususnya di sektor pendidikan.
"Ini adalah tindakan keji. Para guru dan tenaga medis itu bukan militer, mereka adalah pendidik yang mengabdikan diri untuk anak-anak Papua," tegas Brigjen Faizal, didampingi Wakaops Damai Cartenz 2025 Kombes Pol. Adarma Sinaga.
Senada dengan itu, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, Kombes Pol. Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat agar tidak terpancing propaganda KKB dan tetap tenang dalam perlindungan aparat keamanan.
"Kami mengajak masyarakat untuk tidak termakan propaganda yang menyesatkan. Aparat akan terus meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah rawan," ujarnya.
Situasi Berangsur Kondusif, Aparat Terus Mengejar Pelaku
Hingga saat ini, aparat gabungan masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku penyerangan. Situasi di Distrik Anggruk mulai terkendali, dan bantuan kemanusiaan telah mulai disalurkan bagi warga yang terdampak.
Pemerintah dan aparat keamanan menegaskan bahwa tindakan kekerasan seperti ini tidak akan menyurutkan komitmen negara dalam memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat Papua. Sebaliknya, insiden ini semakin menguatkan tekad untuk memastikan keamanan serta kelangsungan pembangunan di wilayah tersebut.
Editor : Hanny Wijaya