WAMENA, iNewsSorong.id – Bentrok antar dua kelompok masyarakat kembali terjadi di wilayah Pegunungan Tengah Papua, melibatkan warga Suku Lany dan Suku Nduga. Bentrokan susulan ini pecah pada Minggu (29/9/2024) di Kampung Healekma, Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, yang menelan korban jiwa dan kerusakan harta benda.
Kapolres Jayawijaya, AKBP Heri Wibowo, menyatakan bahwa aksi kekerasan ini dipicu oleh konflik sebelumnya pada Sabtu (28/09) lalu. “Sekitar pukul 08.00 WIT, bentrok lanjutan terjadi antara dua kubu. Kami dari Polres Jayawijaya dan Brimob Yon D, dipimpin langsung oleh saya, melakukan upaya penghalauan massa,” ujar Heri, Jumat (4/10/2024).
Kapolres Jayawijaya AKBP Heri Wibowo bersama pasukan saat melakukan pengamanan terkait bentrok antar suku di Wamena. (FOTO : iNewsSorong.id - HO : Humas Polres Jayawijaya).
Dalam aksi tersebut, polisi berhasil memukul mundur kelompok Suku Nduga yang melakukan penyerangan dan pembakaran terhadap pemukiman warga. Bentrokan ini mengakibatkan lima korban jiwa, beberapa di antaranya meninggal akibat terkena anak panah. Selain korban meninggal, beberapa rumah warga dilaporkan turut dibakar dalam aksi ini.
Pasca meredam bentrokan, aparat keamanan segera mengevakuasi korban luka dan meninggal ke RSUD Wamena serta ke rumah duka. Selain itu, pihak kepolisian terus melakukan pendekatan kepada para tokoh dari kedua belah pihak untuk mengantisipasi konflik lanjutan.
Personil Kepolisian saat mencoba menghalau massa perang antar suku di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. (FOTO : iNewsSorong.id - HO : Humas Polres Jayawijaya).
Kasi Humas Polres Jayawijaya, IPDA M. Suryanto, menambahkan bahwa saat ini aparat masih berjaga di lokasi bentrokan guna mencegah potensi konflik susulan. "Korban meninggal dunia saat ini berjumlah lima orang, terdiri dari dua orang dari Suku Lany dan tiga orang dari Suku Nduga. Selain itu, ada 25 orang dari Suku Lany yang mengalami luka-luka, dan kami masih mendata korban dari pihak Nduga," jelas Suryanto.
Upaya mediasi dan pengamanan terus dilakukan untuk menjaga stabilitas di wilayah Jayawijaya agar bentrokan tidak kembali terjadi.
Editor : Chanry Suripatty