Amarah Serma Christian Namo Meledak: Bubarkan Negara! Nyawa Dibayar Nyawa untuk Kematian Prada Lucky

ANDREW CHAN
Serma Christian Namo, ayah dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit TNI AD yang tewas diduga akibat penganiayaan brutal oleh seniornya meluapkan amarahnya.

 

SORONG, iNewssorongraya.id – Gelombang kemarahan membuncah dari Serma Christian Namo, ayah dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit TNI AD yang tewas diduga akibat penganiayaan brutal oleh seniornya. Dalam video yang viral di media sosial, suaranya bergetar namun penuh ledakan emosi, ia berteriak lantang:

“Bubarkan negara, nyawa dibayar nyawa!”
“Merah putih bakar aja!”

Prada Lucky, yang baru dua bulan menjadi prajurit TNI, tidak gugur di medan perang, melainkan meregang nyawa di tangan rekan sebaris. Tragedi ini terjadi setelah korban dirawat intensif selama tiga hari di ruang ICU RSUD Aeramo, Kecamatan Aesesa, sebelum menghembuskan napas terakhir pada Rabu (6/8/2025).

Teriakan Keadilan dan Ancaman Balas Dendam

Serma Christian menegaskan dirinya tidak akan tinggal diam.

“Saya mau pelaku dihukum mati! Kalau perlu nyawa dibayar nyawa. Saya tidak takut bicara, walau nyawa saya taruhannya,” tegasnya dengan mata berkaca-kaca, menahan amarah yang nyaris tak terbendung.

Ia mengungkap, sebelum meninggal, anaknya sempat bercerita kepada dokter di ruang radiologi bahwa ia dipukuli oleh senior di barak militer.

“Dianiaya senior dan saya akan kejar pelakunya sampai ke manapun. Anak saya sudah tidak ada, saya tuntut keadilan,” ucapnya.

Bagi Serma Christian, keadilan harus ditegakkan, bahkan jika ia harus mengambil risiko terbesar.

“Kalau tidak ada keadilan, saya akan gali kembali kuburan untuk dibawa ke orang-orang yang paling bertanggungjawab,” ancamnya.

Suara Ibu yang Trauma Melihat Seragam Loreng

Kesedihan mendalam juga datang dari Sefriana Pauwina, ibu Prada Lucky. Di tengah isak tangis, ia meluapkan kekecewaannya:

“Sayang e lu mati di medan perang bela negara, Beta bangga. Ini lu mati di tangan tentara sendiri, Beta kecewa. Beta trauma anak e… Beta trauma lihat baju loreng.”

Bagi keluarga, kematian Prada Lucky bukan sekadar kehilangan, tetapi juga pengkhianatan terhadap sumpah setia prajurit yang seharusnya melindungi saudara seperjuangan.

Penyelidikan Militer dan Sorotan Publik

Kodam IX/Udayana kini menyelidiki kasus ini. Sebanyak 20 prajurit telah diperiksa sebagai saksi, dan empat di antaranya ditahan di Sub Denpom Ende untuk pendalaman penyidikan. Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, berjanji proses investigasi akan berjalan transparan dan profesional.

Namun, sorotan publik kian tajam, menuntut TNI membuktikan bahwa hukum berlaku tanpa pandang bulu. Bagi keluarga korban, kata “keadilan” hanya bermakna jika pelaku benar-benar dihukum setimpal.

Gelombang Desakan Keadilan

Keluarga besar Prada Lucky menegaskan, mereka akan mengawal kasus ini sampai tuntas. Bagi mereka, kematian anak muda berusia 23 tahun ini adalah peringatan keras bahwa kekerasan di lingkungan militer harus dihentikan.

“Saya tuntut keadilan pakai jalur hak asasi manusia, nyawa saya jadi taruhannya,” pungkas Serma Christian.

Tragedi Prada Lucky kini menjadi ujian besar bagi institusi militer: apakah mereka sanggup membersihkan barak dari budaya kekerasan, atau justru membiarkan darah prajurit muda menjadi noda yang tak terhapuskan di sejarah.

 

Editor : Chanry Suripatty

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network