Sampah Dihambur di Kantor Wali Kota Sorong, Wibawa Pemerintah Dipertanyakan

CHANRY SURIPATTY
Tumpukan sampah dibuang di depan pintu masuk utama kantor Walikota Sorong oleh petugas kebersihan. [FOTO : iNewssorongraya.id -CHAN]

SORONG KOTA, iNewssorongraya.id – Aksi protes tak biasa mengguncang Pemerintah Kota Sorong. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, tumpukan sampah dihamburkan tepat di depan pintu masuk Kantor Wali Kota Sorong, Kamis (17/7/2025). Aksi ini dilakukan oleh 121 petugas kebersihan yang kecewa karena dirumahkan secara sepihak sejak 30 Juni 2025.

Pantauan langsung iNewssorongraya.id menunjukkan para petugas yang terdampak kembali mendatangi kantor wali kota untuk menuntut kejelasan nasib mereka. Kekecewaan mereka memuncak hingga membawa boks sampah dan menghamburkannya di halaman kantor pemerintahan tersebut, sebagai simbol kekecewaan terhadap pemutusan kerja yang dinilai tidak adil.

Tak hanya membuang sampah, sejumlah petugas kebersihan juga terlibat adu argumen dengan anggota Satpol PP yang berjaga, memicu ketegangan di lokasi. Situasi ini menjadi tamparan serius bagi wibawa Pemkot Sorong di mata publik.

Wali Kota Sorong, Septinus Lobat, akhirnya turun tangan menemui langsung para petugas. Ia menjanjikan akan mencarikan solusi dan mengupayakan agar para pekerja yang terdampak bisa dipekerjakan kembali melalui dialog bersama perusahaan pengelola kebersihan.

“Tolong serahkan data lengkap jumlah karyawan yang dirumahkan, jangan ditambah. Nanti kami diskusikan dengan perusahaan yang menangani. Intinya harus diupayakan untuk dipekerjakan kembali. Tidak perlu lagi demo, percayakan kepada saya,” tegas Wali Kota.

Ia juga meminta waktu satu hingga dua minggu untuk membahas persoalan ini bersama Dinas Lingkungan Hidup dan pihak perusahaan.

“Saya minta maaf karena kemarin tidak datang. Saya lelah, dari pagi sampai malam di luar,” tambahnya.

Namun, respons wali kota tersebut tidak diterima baik oleh massa. Mereka menolak untuk kembali menunggu dengan alasan sudah terlalu lama tanpa kepastian.

“Kami sudah dua minggu menunggu, jangan suruh kami menunggu lagi. Kami datang minta kejelasan hari ini, bukan nanti,” seru salah satu petugas kebersihan.

Salah satu petugas yang paling vokal, Rosa, menyampaikan kekecewaannya langsung di hadapan wali kota. Ia mengungkap bahwa setelah pergantian perusahaan, dirinya dan rekan-rekan tetap bekerja tanpa kontrak resmi, namun justru dikesampingkan saat perusahaan baru masuk.

“Kami ini sudah puluhan tahun kerja, bahkan saat gaji masih lima ribu rupiah. Tapi tanggal 30 Juni kami diberhentikan dan sekarang sudah ada perusahaan baru yang bekerja. Atas dasar apa mereka mulai bekerja, kalau kontrak belum keluar?” beber Rosa dengan nada tajam.

Rosa juga menyesalkan pernyataan Direktur Kebersihan Jhon Malibela yang menyebut seluruh karyawan lama akan direkrut kembali. Namun, menurutnya, hanya tiga orang saja yang benar-benar diterima.

“Kami manusia dan ingin dihargai. Jangan piring makan kami ditumpahkan,” ucap Rosa penuh emosi.

Lebih lanjut, Rosa juga mengkritik Wakil Wali Kota Sorong yang menyebut kota ini tetap terlihat kotor meski mereka sudah bekerja selama hampir dua dekade.

“Kami kerja tak kenal hujan dan banjir, tak pernah libur. Kami tidak minta pujian, tapi paling tidak dihargai,” tandasnya.

Aksi ini menjadi sorotan tajam masyarakat Sorong. Tak hanya menyoroti nasib para petugas kebersihan, tetapi juga mempertanyakan ketegasan, transparansi, dan keadilan dalam proses pengadaan serta transisi kontrak kerja antara pemerintah dan pihak ketiga.

 

Editor : Hanny Wijaya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network