Program Corporate Social Responsibility (CSR) ini memanfaatkan teknologi Pompa Ramah Lingkungan (Porling), yang mampu menyalurkan air ke wilayah perbukitan tanpa listrik. Hasilnya, warga Desa Wayame kini tidak perlu lagi berjalan kaki selama dua jam hanya untuk mendapatkan air bersih.
“Melalui Program CSR Wayame Hydro Bae ini kami berfokus pada penguatan ekonomi masyarakat di Desa Wayame. Kami ingin mengintegrasikan akses air bersih untuk masyarakat yang nantinya dapat berdampak baik untuk kegiatan pertanian dan pemberdayaan UMKM minyak atsiri,” ujar Ispiani Abbas, Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku.
Porling menjadi “jantung teknologi” dari program ini. Penggunaan energi terbarukan dalam sistem pompa telah membuka akses air bersih untuk sektor pertanian dan industri rumah tangga. Dengan suplai air yang stabil, produksi minyak atsiri lokal yang sebelumnya stagnan kini mulai menggeliat. Pelaku usaha pun telah memperoleh sertifikasi halal dari MUI, dan proses perizinan BPOM tengah berlangsung untuk menjangkau pasar modern.
“Desa Wayame ini kan potensi sumber daya alamnya melimpah, namun kami lihat akses air bersih masih sulit. Dan itu menyulitkan pertanian dan pemberdayaan UMKM. Dengan adanya Porling membuka jalan untuk masyarakat sekitar, terutama pada aspek perekonomian,” tambah Ispiani.
Dampaknya pun konkret. Di sektor pertanian, panen tomat yang semula hanya mencapai 2,5 ton pada 2021 melonjak drastis menjadi 9,5 ton pada 2024. Pendapatan petani pun meningkat dari Rp5 juta menjadi Rp29 juta per bulan.
Program ini juga mendorong inklusivitas dengan melibatkan lansia, perempuan, kelompok petani, dan kelompok rentan dalam setiap tahapan pelaksanaan – mulai dari perencanaan hingga evaluasi.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait