SORONG, iNewssorongraya.id – Keresahan penumpang dan warga Kota Sorong atas maraknya aksi pungutan liar (pungli) dan kekerasan di Pelabuhan Feri (Pelabuhan Rakyat) kembali mencuat ke publik. Sebuah surat terbuka yang viral di media sosial Facebook mengungkapkan pengalaman langsung seorang warga yang menjadi korban pemalakan oleh sekelompok pemuda yang diduga dalam pengaruh minuman keras.
Surat terbuka itu ditujukan kepada Pemerintah Kota Sorong dan pihak pengelola pelabuhan. Dalam unggahannya, penulis menyampaikan kekhawatiran serius terhadap keamanan pengunjung yang masuk melalui gerbang pertama pelabuhan.
“Saya sendiri menjadi korban dari tindakan tidak beradab tersebut—terlibat adu mulut, motor saya sempat diangkat dari belakang, dan helm saya dipukul. Ini bukan hanya bentuk pemaksaan, tapi sudah mengarah pada tindak kekerasan,” tulis pengunjung yang mengunggah surat tersebut.
Aksi para pemuda yang memungut "karcis" secara paksa disebut masih berlangsung hingga malam hari, tanpa adanya intervensi dari aparat keamanan atau petugas pelabuhan. Warga menilai pelabuhan yang seharusnya menjadi area publik yang aman dan tertib, justru berubah menjadi tempat rawan kriminalitas.
Dalam surat itu, warga menuntut tiga hal penting:
- Penertiban segera terhadap para pelaku pungli dan kekerasan di area pelabuhan.
- Peningkatan pengawasan dan kehadiran aparat keamanan secara konsisten.
- Penyediaan jalur pengaduan resmi yang cepat dan responsif.
“Jika situasi seperti ini terus dibiarkan, jangan salahkan kami—masyarakat atau pengunjung—bila pada akhirnya kami harus mengambil tindakan tegas secara langsung demi keselamatan diri kami sendiri,” bunyi kutipan tegas dalam surat tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak pengelola Pelabuhan Feri maupun aparat kepolisian setempat belum memberikan tanggapan resmi terkait surat terbuka yang telah viral tersebut.
Warga berharap pemerintah tidak menutup mata dan segera mengambil tindakan konkret agar pelabuhan sebagai salah satu simpul transportasi penting di Kota Sorong bisa kembali menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat.
Editor : Chanry Suripatty