SORONG, iNewssorongraya.id – Senator Agustinus R. Kambuaya, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Papua Barat Daya, menyatakan bahwa depopulasi orang asli Papua merupakan ancaman serius yang membutuhkan perhatian segera dari pemerintah dan pemimpin daerah.
Menurut Agustinus, jumlah orang asli Papua yang terus menurun disebabkan oleh rendahnya angka kelahiran serta tingginya angka kematian. “Jika kondisi ini terus dibiarkan, orang asli Papua bisa menjadi minoritas di tanahnya sendiri,” ujarnya.
Berdasarkan data yang ia paparkan, jumlah penduduk Papua saat ini mencapai 3,6 juta jiwa, dengan komposisi 1,7 juta orang asli Papua dan 1,98 juta pendatang. Tren ini menunjukkan bahwa jumlah pendatang semakin mendominasi, sementara populasi orang asli Papua terus berkurang.
Pentingnya Layanan Kesehatan dan Gizi
Dalam upaya mengatasi masalah ini, Agustinus menekankan pentingnya peningkatan layanan kesehatan dan gizi bagi ibu hamil serta anak-anak Papua. Ia menyoroti perlunya program pendampingan bagi ibu hamil sejak dini untuk memastikan lahirnya generasi Papua yang sehat dan berkualitas.
“Pembangunan rumah sakit rujukan bertaraf nasional di Papua harus segera direalisasikan. Selain itu, program pendampingan 1000 hari pertama kehidupan harus diterapkan mulai dari puskesmas hingga tingkat desa,” jelasnya.
Ia juga mendorong peningkatan jumlah tenaga medis di setiap kecamatan untuk menjamin akses pelayanan kesehatan yang lebih baik. “Setiap kecamatan minimal harus memiliki lima dokter agar masyarakat mendapatkan layanan medis yang layak,” tegasnya.
Tanggung Jawab Pemerintah dalam Menyelamatkan Generasi Papua
Agustinus menegaskan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam menyelamatkan generasi Papua dari ancaman depopulasi. Menurutnya, kondisi ini bukan hanya sekadar persoalan statistik, tetapi juga menyangkut kelangsungan hidup dan eksistensi orang asli Papua.
“Hidup dan mati suatu kaum memang berada dalam kehendak Tuhan, tetapi pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan pelayanan publik yang baik bagi masyarakatnya,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa tanpa persiapan yang matang sejak dalam kandungan dan usia dini, anak-anak Papua akan semakin tertinggal dalam persaingan di masa depan. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pemimpin di Papua untuk segera mengambil tindakan nyata.
“Kita tidak boleh berdiam diri. Kita harus bertindak untuk melindungi dan menyelamatkan masyarakat Papua. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kemanusiaan,” pungkasnya.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait