SORONG, iNewsSorong.id - Pemilu di Kabupaten Maybrat memanas! Salah satu oknum pegawai Komisi Pemilihan Umum (KPU) berinisial TI diduga terlibat dalam kampanye salah satu pasangan calon kepala daerah. Dugaan ini membuat Tim Pemenangan pasangan calon nomor urut 3, "MUSA" (Karel Murafer - Ferdinando Solossa), geram dan berencana melaporkan hal ini ke Bawaslu.
Dalam setiap pesta demokrasi, mulai dari pemilihan legislatif hingga pemilihan kepala daerah, para Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga penyelenggara pemilu, seperti KPU dan Bawaslu, diwajibkan menjaga netralitas. Namun, di Maybrat, dugaan adanya keberpihakan ini menimbulkan kekhawatiran besar terkait kejujuran dan keadilan proses demokrasi.
Ketua Tim Pengendali Pemenangan "MUSA," Nehemia Isir, menegaskan bahwa TI, pegawai KPU Maybrat, terindikasi turun langsung ke lapangan mendukung salah satu pasangan calon. "Ini sungguh disayangkan. Dia turun dari kampung ke kampung, posko ke posko, mendukung pasangan calon yang diinginkannya. Harusnya sebagai pegawai KPU, ia menjaga netralitas," ujar Nehemia saat ditemui di Kota Sorong, Jumat (25/10/2024).
Lebih lanjut, Nehemia meminta KPU Maybrat dan KPU RI memberikan klarifikasi terkait status TI. Apakah ia masih aktif sebagai pegawai atau tidak? "Kami butuh kepastian dan penjelasan. Ini sudah mengkhawatirkan masyarakat Maybrat," tegasnya.
Nehemia mengungkapkan, aksi TI ini tidak hanya merugikan pasangan "MUSA," tapi juga calon nomor urut 1, Kornelius Kambu - Zakeus Momao. "Pergerakan TI ini membuat pemilu di Maybrat seolah berjalan tidak adil. Seperti ada sistem yang sengaja diatur, masif dan terstruktur. Apakah KPU terlibat? Kami meminta penjelasan tegas dari KPU," tandasnya.
Tak hanya berhenti di protes, Tim "MUSA" juga siap melaporkan temuan mereka ke Bawaslu Kabupaten Maybrat dan Bawaslu RI. Nehemia mengaku timnya telah mengantongi bukti foto dan video yang menunjukkan keterlibatan TI di lapangan, yang akan segera mereka serahkan ke Bawaslu dan KPU.
"Kami berharap Bawaslu dan KPU dapat menindaklanjuti ini dengan serius. Kami ingin pemilu di Maybrat berjalan damai, transparan, dan adil tanpa adanya kepentingan tersembunyi," lanjut Nehemia. Dia pun mengimbau semua pihak, khususnya KPU, agar menjaga netralitas demi terwujudnya pemilihan yang lancar dan aman.
Di sisi lain, Ketua Bawaslu Kabupaten Maybrat yang dikonfirmasi terkait masalah ini belum memberikan keterangan resmi, hanya menyebut, "Sejauh ini belum ada laporan."
Dengan situasi yang memanas ini, seluruh mata kini tertuju pada Bawaslu dan KPU untuk menindaklanjuti laporan ini. Akankah pesta demokrasi di Maybrat benar-benar berjalan sesuai harapan masyarakat?
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait