SORONG, iNewsSorong.id - Badan SAR Nasional (Basarnas) Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Sorong menggelar pelatihan Potensi SAR, Medical First Responder (MRF) dan Water Rescue (Pertolongan di Permukaan Air, Senin (13/5/2024).
Kegiatan yang digelar selama 5 hari tersebut dibuka secara resmi oleh Pj Sekda Kota Sorong, Ruddy Laku mewakili Pj Wali Kota Sorong.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan Potensi SAR ini digelar dari tanggal 13 sampai dengan 18 Mei 2024 dan diikuti sebanyak 100 peserta dari berbagai instansi dan organisasi masyarakat.
Dalam pelatihan tersebut para peserta mendapatkan sejumlah materi tentang potensi SAR terkait teknik pertolongan pertama dan teknik penyelamatan di wilayah perairan.
Pj Sekda Kota Sorong, Ruddy Laku dalam sambutannya mengatakan kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan solidaritas para potensi SAR dalam menghadapi berbagai potensi bencana di wilayah Sorong Raya.
“Saya rasa perlu melibatkan semua unsur dalam melakukan penanganan potensi SAR dimana diklat seperti ini akan membuat kita paham, apa yang menjadi tugas masing-masing dalam penyelamatan ketika terjadi bencana,” ungkapnya mengawali sambutan.
Ruddy mengatakan melalui pelatihan yang digelar kali ini, para peserta dapat mampu melakukan koordinasi yang baik dan terintegrasi, sehingga saat menghadapi bencana seluruhnya dapat melakukan fungsinya masing-masing secara terstruktur.
“Pemerintah tentu berterima kasih pada Basarnas karena telah melaksanakan Diklat Pelatihan Pertolongan. Semoga seluruh peserta diklat dapat meningkatkan kompetensi dan pemahaman dalam melaksanakan fungsi masing-masing,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Sorong, Amiruddin menjelaskan, Pelatihan Potensi SAR merupakan agenda tahunan sebagaimana diketahui pihaknya terkendala dengan minim personil.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Sorong, Amiruddin saat memberikan keterangan pers kepada wartawan. (FOTO: iNewsSorong.id - MEWA)
“Apalagi kita harus mengcover seluruh wilayah Papua Barat Daya dan sebagian Papua Barat maka pelatihan potensi diharapkan dapat memberikan edukasi serta pengetahuan tentang bagaimana cara teknik pertolongan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Amiruddin mengatakan Diklat kali ini juga merupakan salah satu strategi dalam memberikan pengetahuan terhadap potensi SAR, baik dari TNI-Polri, Instansi Pemerintah maupun dari organisasi kemasyarakatan di wilayah tersebut.
“Memang bencana alam di tanah Papua tidak seperti yang terjadi di wilayah Sumatera, Jawa maupun Sulawesi, tapi kita harus bisa mengantisipasi. Sebab di daerah Papua, Papua Barat bahkan Papua Barat Daya masuk daerah patahan lempengan,” bebernya.
Amiruddin pada kesempatan itu juga mengungkapkan di wilayah Sorong Raya, minimal tiga kali sehari sering terjadi gempa, walaupun berskala kecil, namun tak menutup kemungkinan adanya gempa besar dan hal ini perlu diantisipasi.
“Andaikan bencana berskala besar personil sudah siap untuk menghadapi maka diadakanlah pelatihan karena hal tersebut tujuan utama kita, jadi setiap pelaksanaan operasi SAR tidak serta-merta langsung menurunkan secara keseluruhan kekuatan tetapi melihat case operasinya,” tegasnya.
" Ibaratnya, jangan cuma hanya satu orang yang jatuh disumur baru 300 orang kita libatkan jadi kita tinggal lihat case-nya, seperti contoh kemarin bencana banjir mereka semua turun dimana sekopnya lebih luas dan memang membutuhkan personil lebih banyak,"ujarnya.
Dengan kondisi tersebut menurut Amiruddin perlu adanya pelatihan seperti ini agar dalam penanganan bencana dapat berjalan maksimal.
" Memang kadang biasa tidak kelihatan mengapa karena luas sebaran bencana maka, kita tidak terfokus pada satu titik tetapi ada pembagian sektor-sektor," pungkasnya.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait