JAYAPURA, iNewsSorong.id – Jelang perhelatan Piala Dunia 2022 yang akan digelar di Qatar pada 20 November sampai dengan 18 Desember mendatang, semarak menyambut pesta sepakbola dunia empat tahunan tersebut merebak hingga di pelosok negeri. Para fans atau suporter tim nasional negara - negara yang akan bertanding telah mempersiapkan sejumlah aksi untuk menyambut ajang bergengsi tersebut.
Fans Timnas Belanda di Aspol Kloofkamp Jayapura menggelar gladi resik jelang pembukaan Piala Dunia Qatar 2022. (Foto: iNewsSorong.id/HO DOKUMENTASI SUPORTER BELANDA ASPOL KLOOFKAMP)
Di Kota Jayapura, Papua, misalnya sejumlah fans atau suporter fanatik dari Tim Nasional negara-negara nyang akan bertanding dalam Piala Dunia tersebut menyemarakkan penyambutan dimulainya Piala Dunia 2022 kali ini dengan beragam kegiatan unik.
Salah satunya adalah para suporter, fans fanatik Tim Nasional Belanda yang berdomisili di Asrama Polisi (Aspol) Kloofkamp, Kelurahan Gurabesi, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, yang menggelar gladi resik upacara pembukaan Pesta Sepakbola Dunia tersebut, Minggu (6/11/2022).
Fans Timnas Belanda di Aspol Kloofkamp Jayapura menggelar gladi resik jelang pembukaan Piala Dunia Qatar 2022. (Foto: iNewsSorong.id/HO DOKUMENTASI SUPORTER BELANDA ASPOL KLOOFKAMP)
Para Fans Timnas Belanda itu sepertinya sudah tidak sabar untuk menyambut euforia Piala Dunia 2022.
Walau berada jauh di Ujung Timur Indonesia tepatnya di Kota Jayapura, namun fans fanatik Timnas Belanda juga akan mengikuti seremoni pembukaan Piala Dunia Qatar 2022.
Fans fanatik mulai dari anak-anak, para pemuda, orang tua hingga lansia terlihat sangat antusias untuk mengikuti gladi resik upacara seremonial pembukaan Piala Dunia Qatar 2022 yang digelar di Aspol Kloofkamp.
Fans Timnas Belanda di Aspol Kloofkamp Jayapura menggelar gladi resik jelang pembukaan Piala Dunia Qatar 2022. (Foto: iNewsSorong.id/HO DOKUMENTASI SUPORTER BELANDA ASPOL KLOOFKAMP)
Dengan menggunakan jersey Timnas Belanda, Fans Fanatik ini juga mengibarkan bendera Belanda hingga menyanyikan lagu kebanggaan Belanda dalam gladi resik tersebut.
Menurut Frits Kawaine acara seremonial ini mempunyai makna yang lebih jauh dibanding menyambut momen Piala Dunia saja.
"Jadi bukan hanya seremonial atau tradisi bisa saja, tapi ada makna bermanfaat bagi kita sebagai fans," ungkap Frits
Fans Timnas Belanda di Aspol Kloofkamp Jayapura menggelar gladi resik jelang pembukaan Piala Dunia Qatar 2022. (Foto: iNewsSorong.id/HO DOKUMENTASI SUPORTER BELANDA ASPOL KLOOFKAMP)
Dirinya berharap, seremonial ini dapat menjadi contoh bagi kelompok suporter tim nasional lain dalam menyambut Piala Dunia 2022.
"Nanti kita bikin aksi kebersihan lingkungan, membagikan hal-hal positif lainnya yang sifatnya mempengaruhi fans lain supaya dapat dicontoh," ungkapnya.
Sementara itu terkait harapannya pada Timnas Belanda saat Piala Dunia 2022 nanti, dirinya berharap, skuat besutan Louis van Gaal bisa melangkah sejauh mungkin dan keluar sebagai juara Piala Dunia 2022.
"Sementara kalau kita lihat prediksi-prediksi di babak penyisihan grup ini memang Belanda diunggulkan," pungkasnya.
Asrama Polisi Kloofkamp sendiri mempunyai sejarah panjang hingga membuat warga setempat sangat fanatik menjadi fans Timnas Belanda.
Pasalnya sejumlah keluarga yang tinggal di kompleks tersebut, khususnya warga yang dulu orang tua mereka merupakan anggota Polisi jaman Belanda sebelum masa peralihan dari Belanda ke Indonesia memang sangat mengidolakan Timnas Belanda hingga saat ini.
Walaupun saat ini di Asrama Polisi tersebut telah banyak ditempati oleh anggota-anggota Polisi Indonesia, namun masih banyak juga para pensiunan Polisi yang merupakan Polisi Belanda saat itu dan bergabung ke Polisi Indonesia saat peralihan hingga mereka pensiun.
Marinus Yaung, salah satu warga yang pernah tinggal di Asrama Polisi dan mempunyai orang tua (Ayah) yang pernah menjadi Polisi didikan Belanda menceritakan saat kecil dulu, tradisi upacara bendera saat Timnas Belanda akan bertanding selalu dilakukan. Marinus Yaung mengatakan, saat upacara pengibaran bendera Belanda dilakukan di sebuah tiang bendera bersejarah zaman peninggalan Belanda tak ada satupun orang Indonesia khususnya anggota Polisi Indonesia saat itu yang berani mencoba melarang kegiatan tersebut.
" Kami di Asrama Polisi Kloofkamp setiap perhelatan Piala Dunia, jika tim nasional Belanda bermain, kami akan upacara Bendera di tiang bendera bersejarah yang ada di Aspol Kloofkamp," ungkap Marinus Yaung yang saat ini merupakan Akademisi Uncen tersebut.
" Kami kibarkan Bendera kebangsaan Belanda Merah, Putih, Biru atau Bendera Prinsenvlag ( Bendera Sang Pangeran ) dan menyanyikan lagu kebangsaan Belanda " Wilhelmus ". Tidak ada anggota Polisi yang atau siapapun yang mau coba melarang, ungkap Marinus Yaung menceritakan kisah masa kecilnya.
Tradisi di Asrama Polisi Kloofkamp ini menurut Marinus sudah dimulai sejak Piala Dunia tahun 1974 di Jerman Barat saat itu.
" Terdapat Aula besar di Aspol Kloofkamp. Hanya ada satu televisi hitam putih besar di Aula tersebut. Semua warga aspol akan datang nonton sampai tidur disitu," ujar Marinus.
Lanjut Marinus, sejak kejuaraan sepak bola Piala Dunia dari tahun 1974, 1978, 1982, 1986 siapapun warga yg datang untuk menonton Timnas Belanda, wajib hukumnya untuk mendukung Timnas Belanda.
" Jika ada warga yang dukung Timnas lain dan sedang berhadapan dengan Belanda, warga tersebut bisa dapat pukul dan dapat tendang keluar Aula oleh orang-orang tua saat itu," ungkap Marinus mengenang momen saat dia kecil dulu.
Lanjut Marinus kefanatikan warga Aspol Kloofkamp saat itu terhadap Timnas Belanda dan bagi pengunjung yang akan menuju Aspol tersebut yang datang untuk menonton wajib hukumnya memilih Timnas Belanda. Namun dengan seiringnya waktu tradisi tersebut semakin hari semakin memudar dikarenakan banyak orang-orang tua yang telah meninggal.
" Itu sudah menjadi hukum di Aspol Kloofkamp. Sampai sekarang hukum tersebut sudah mulai pudar berlakunya karena banyak orang - orang tua yang sudah meninggal," ungkap Marinus.
Marinus bahkan menceritakan momen lucu bercampur sedih saat dia bersama sejumlah temannya menyaksikan pertandingan Piala Dunia 1978 saat Belanda berhadapan dengan Argentina saat itu. Mario Kempes mencetak gol ke gawang Timnas Belanda. Marinus dan beberapa rekannya sempat lompat kegirangan. Sontak aksi Marinus dan rekannya membuat sejumlah orang tua yang merupakan fans fanatik Belanda marah besar.
" Saya ingat kami masih kecil, dan berteriak senang ketika bintang timnas Argentina Mario Kempes mencetak gool ke gawang Belanda pada Piala Dunia 1978 di Argentina, kami langsung dipukul dan ditendang keluar dari aula..kami pulang dengan menangis. Akhirnya kami bertobat, sampai detik ini kami tetap dukung timnas Belanda,"pungkas Marinus.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait