get app
inews
Aa Text
Read Next : Tujuh Dokter Baru UNIPA Diambil Sumpah, Gubernur Elisa Kambu Dorong Pengabdian di Daerah Terpencil

Kisah Inspiratif dr. Ketrina Stevelin Burdam: Melampaui Rintangan untuk Mengabdi bagi Papua

Minggu, 23 Maret 2025 | 01:09 WIB
header img
Lulusan UNIPA, dr. Ketrina Stevelin Burdam.

 

SORONG, iNewssorongraya.id - Fakultas Kedokteran Universitas Papua (UNIPA) kembali mencetak tenaga medis baru yang siap berkontribusi untuk pembangunan kesehatan di wilayah timur Indonesia. Sabtu (22/3/2025), sebanyak tujuh dokter, enam perempuan dan satu laki-laki, diambil sumpah profesinya dalam upacara khidmat di Auditorium Fakultas Kedokteran Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Prosesi tersebut turut dihadiri oleh Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, yang memberikan pesan tegas dan sarat makna. Ia mengimbau para dokter muda untuk kembali ke kampung halaman dan mengabdikan ilmu mereka demi pemerataan layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil yang masih minim tenaga medis.

Di antara para dokter baru tersebut, sosok dr. Ketrina Stevelin Burdam mencuri perhatian. Ia adalah lulusan angkatan ketiga Fakultas Kedokteran UNIPA, yang baru saja meraih gelar dokter setelah melewati perjalanan panjang penuh rintangan. Dalam wawancaranya, dr. Ketrina berbagi kisah inspiratifnya yang penuh perjuangan, dari masa kuliah hingga akhirnya mencapai tahap pengambilan sumpah profesi.

“Perasaan saya campur aduk, senang dan terharu. Setelah perjalanan panjang, akhirnya kami tiba di titik ini—menjadi dokter. Harapannya, semoga kami bisa ikut membantu memajukan pendidikan dan layanan kesehatan di Tanah Papua, terutama di Papua Barat dan Papua Barat Daya, seperti pesan Bapak Gubernur,” ujarnya penuh semangat.

Namun, jalan menuju gelar dokter tidaklah mudah bagi Ketrina dan rekan-rekannya. Mereka sempat mengalami masa-masa sulit, termasuk ketika proses perkuliahan terhenti akibat kendala internal. “Kami adalah angkatan ketiga sejak Fakultas Kedokteran UNIPA dibuka. Di tengah jalan, kami sempat ‘macet’—tidak kuliah dan dirumahkan selama satu tahun. Tapi kami tidak menyerah. Selama itu, kami tetap belajar dengan harapan bisa melanjutkan pendidikan,” kenangnya.

Menyelesaikan pendidikan sarjana yang biasanya ditempuh dalam waktu 4 hingga 5 tahun, Ketrina membutuhkan waktu lebih lama—hingga 6 tahun—akibat berbagai kendala tersebut. Setelah menyelesaikan tahap sarjana, ia pun memasuki masa pendidikan klinis atau koas di rumah sakit selama dua tahun. Masa itu penuh suka duka. Ketrina tak ragu berbagi cerita tentang tantangan yang dihadapinya selama masa koas.

“Kadang kami dimarahi pasien, kadang juga oleh dokter konsulen. Tapi kami tetap bersemangat dan terus belajar, hingga akhirnya bisa sampai di hari ini, mengambil sumpah sebagai dokter,” katanya dengan senyum lega.

Harapan untuk Masa Depan: Mengabdi dan Melanjutkan Pendidikan Spesialis

Setelah resmi menjadi dokter, Ketrina dan rekan-rekannya harus menjalani masa internship selama satu tahun, di mana mereka akan bertugas di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk di daerah-daerah terpencil. Ketrina berharap setelah masa internship, ia bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang spesialis, meskipun ia menyadari bahwa biaya pendidikan tersebut tidaklah murah.

“Kalau ada berkat, misalnya beasiswa dari pemerintah daerah, tentu saya akan mengambil kesempatan itu. Saya pribadi ingin melanjutkan pendidikan spesialis, khususnya di bidang penyakit dalam atau spesialis syaraf. Di Teluk Wondama, kampung halaman saya, hanya ada satu dokter spesialis penyakit dalam. Saya ingin bisa mengisi kekurangan itu dan membantu masyarakat,” ungkapnya penuh harap.

Dengan tekad kuat dan semangat tinggi, dr. Ketrina Stevelin Burdam adalah potret generasi muda Papua yang berjuang untuk masa depan yang lebih baik. Kisah perjalanannya menjadi dokter tidak hanya mencerminkan keteguhan hati, tetapi juga menggambarkan harapan akan kemajuan layanan kesehatan di Papua Barat dan Papua Barat Daya.

“Bagi kami, menjadi dokter bukan sekadar profesi, tetapi juga panggilan untuk mengabdi bagi Tanah Papua,” pungkasnya dengan mantap.

 

Editor : Hanny Wijaya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut