SORONG, iNewsSorong.id – Aksi doa bersama memperingati tujuh hari wafatnya Kesya Irena Yola Lestaluhu, seorang perempuan muda yang diduga kuat menjadi korban pembunuhan tragis oleh oknum anggota TNI AL, berlangsung haru di depan Markas Komando Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) Lantamal XIV Sorong pada Sabtu (18/1/2025) malam.
Kegiatan ini digelar oleh keluarga besar korban bersama komunitas Maluku Bersatu, sebagai bentuk solidaritas dan seruan atas keadilan yang mereka perjuangkan. Sejak pukul 17.00 WIT, ratusan warga Maluku dan kerabat almarhumah telah memadati lokasi, mengikuti rangkaian acara doa bersama dan aksi bakar lilin.
Di tengah suasana haru, ibunda Kesya, Aminah Latale, menyampaikan tuntutan agar proses hukum terhadap pelaku pembunuhan dilakukan secara transparan dan tanpa adanya upaya menutupi fakta. Dengan air mata yang tak terbendung, Aminah menegaskan pentingnya pengungkapan motif sebenarnya di balik tindakan keji yang menewaskan putrinya.
"Kami meminta kasus ini dibuka secara terang benderang, jangan ada yang ditutup-tutupi. Motif sebenarnya harus diungkap dengan jelas," ujarnya.
Aminah juga mendesak agar identitas pelaku serta detail kasus diumumkan ke publik. "Kami sebagai keluarga korban sudah sangat terpukul. Demi keadilan, wajah dan identitas pelaku harus dibuka. Jangan ada yang ditutupi, termasuk siapa saja yang terlibat," tegasnya.
Lebih lanjut, Aminah mengungkap adanya sejumlah kejanggalan terkait luka-luka yang ditemukan di tubuh Kesya. Selain puluhan luka tusukan, wajah almarhumah juga terdapat memar mencurigakan.
"Sebagai seorang ibu, saya merasa ada yang tidak wajar. Selain luka tusukan, di wajah anak saya juga terdapat luka memar. Ini menimbulkan banyak pertanyaan," jelas Aminah.
Aminah juga menyoroti adanya luka berbentuk sayatan khusus di tubuh Kesya yang semakin memperkuat dugaan bahwa tindakan ini telah direncanakan. "Ada luka berbentuk sayatan hati. Ini bukan kebetulan. Saya yakin ini sudah direncanakan," tambahnya dengan nada bergetar.
Pihak POMAL Lantamal XIV Sorong menyebutkan bahwa pelaku utama adalah Kelasi Satu Agung Suyono Wahyudi Ponidi. Namun, berdasarkan penelusuran iNews, diduga ada dua anggota TNI lainnya yang juga ikut bersama pelaku dan korban. CCTV menunjukkan kedua oknum tersebut berada bersama pelaku dan korban sebelum kejadian tragis itu.
Ironisnya, hingga saat ini pihak penyidik belum mengungkap keterlibatan dua oknum tersebut, salah satunya diduga merupakan seorang perwira. Fakta ini semakin memicu keresahan keluarga korban dan masyarakat yang menuntut transparansi penuh.
Aminah berharap kasus ini dapat diungkap secara tuntas dan pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. "Kami ingin keadilan untuk anak kami. Jangan ada yang dilindungi. Semua harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi," pungkasnya.
Aksi doa bersama dan bakar lilin ini menjadi simbol perjuangan keluarga Kesya untuk menuntut keadilan sekaligus mengenang sosok Kesya sebagai perempuan sederhana dan berhati baik yang kini telah berpulang. Publik berharap pihak berwenang segera mengungkap seluruh fakta tanpa intervensi apa pun demi keadilan yang hakiki.
Editor : Chanry Suripatty
Artikel Terkait