SORONG, iNewsSorong.id –Pemerintah Kabupaten Sorong dan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya , mendukung penuh rencana Pembangunan smelter nikel dan pabrik baja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong.
Hal tersebut disampaikan Penjabat Bupati Sorong yang di wakili staf ahli bidang Pembangunan, Markus Karath usai menyaksikan penandatanganan Mou pembentukan konsorsium PT Sinagi Olom Fagu guna pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Sorong yang digelar di Aimas Hotel and Convetion Center, Selasa (28/5/2024).
Markus menyatakan penandatanganan kosorsium ini merupakan suatu langkah maju dalam pengembangan KEK Sorong. Dia mengaku untuk mengembangkan Kawasan tersebut, pemerintah tidak mempunyai kemampuan APBD yang besar, oleh karena itu pihak pemerintah harus bekerja sama dengan para investor. Selain itu, menurut Markus hal ini merupakan suatu langkah maju dalam pengembangan KEK Sorong.
Staf ahli bupati sorong bidang Pembangunan, Markus Karath. (FOTO : iNewsSorong.id-MEWA)
“Pemerintah Kabupaten Sorong tidak punya kemampuan APBD yang besar, untuk mengembangkan KEK Sorong. Oleh karena itu, harus bekerja sama dengan para investor,” imbuhnya.
Dia juga meminta dukungan pemerintah pusat dalam kebijakan-kebijakan khusus agar proses ground breaking pabrik smelter nikel dan pabrik baja dapat segera terealisasi.
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Papua Barat Daya Ikhsan Musa’ad menyatakan, rencana investasi di K E K Sorong adalah sebuah momentum yang sudah ditunggu cukup lama sejak Kawasan ekonomi khusus tersebut disahkan oleh Pemerintah Pusat.
“Pengembangan KEK Sorong akan mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan juga penyerapan tenaga kerja. Apabila investasi sudah mulai masuk dan dilakukan proses ground breaking, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu terkait aspek lingkungan dan tenaga kerja,” kata Eksan.
Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Papua Barat Daya Ikhsan Musa’ad. (FOTO : iNewsSorong.id - MEWA)
Ditambahkannya, KEK Sorong telah menjadi isu nasional. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya terus memberikan support agar seluruh investasi di KEK Sorong dapat berjalan baik.
“ Pihak pemerintah menurut Eksan tentunya mendukung rencana tersebut agar kedepan pembangunan dan peningkatan perekonomian di provinsi papua barat daya dapat berkembang pesat. Kami juga telah membentuk satuan tugas percepatan pengembangan KEK Sorong” ujarnya.
Dilihat dari sisi Geopolitik dan Geo strategis K E K Sorong sangat menjanjikan prospek kedepan karena mempunyai potensi ekonomi yang luar biasa di berbagai sektor. Dan hal ini tentu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di tanah papua demi peningkatan kesejahatreran Masyarakat.
Sebelumnya telah dibentuk konsorsium PT Sinagi Olom Fagu dalam rangka pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Sorong, Papua Barat. Penandatangan pembentukan konsorsium PT Sinagi Olom Fagu dilakukan tiga pimpinan Perusahaan masing-masing Direktur Utama PT Sino Consultant Investment Indonesia, Adriana Imelda Daat, Direktur Utama PT Malamoi Olom Wonok, Samsudin Ajam dan Direktur Utama PT Huahe Management Indonesia Xu Hong Xia, di Aimas Hotel and Convetion Center, Kabupaten Sorong Selasa (28/5/2024).
Pembentukan konsorsium tiga perusahaan ini dilakukan guna membangun smelter nikel dan pabrik pembuatan baja di KEK Sorong. Groundbreaking pembangunan smelter nikel dan pabrik pembuatan baja direncanakan pada bulan Juni tahun ini dan akan menjadi smelter nikel pertama di Papua.
Konsorsium akan mempunyai tugas penting untuk membawa para investor nasional dan asing untuk mau berinvestasi di KEK Sorong. Saat ini sudah ada dua perusahaan asing asal China yang berencana melakukan investasi di KEK Sorong.
Dua investor China yang akan masuk ke KEK Sorong yaitu PT Sheng Wei New Energy Technology dan Beijing Jianlong Heavy Industry Group. Nilai investasi yang ditanamkan mencapai Rp 75 triliun. PT Sheng Wei New Energy Technology akan membangun smelter nikel, sementara Beijing Jianlong Heavy Industry Group akan membangun pabrik pembuatan baja.
Areal yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik smelter nikel seluas 1000 hektar, dari 500 hektar ketersedian lahan yang sudah siap di kawasan KEK Sorong, serta sejumlah fasilitas penunjang lainnya. Smelter nikel di KEK Sorong akan menggunakan teknologi pengolahan nikel oksigen enriched side blow furnace yang ramah lingkungan.
Kehadiran smelter nikel dan pabrik pembuatan baja ini akan memberikan multiplier effect yang besar bagi masyarakat Papua. Setidaknya, diperkirakan sekitar 20.000 orang pekerja dibutuhkan untuk mengoperasionalkan smelter nikel dan pabrik pembuatan baja. Rekruitmen pekerja di smelter dan pabrik pembuatan baja ini harus memprioritaskan orang asli papua.
Editor : Sayied Syech Boften
Artikel Terkait